.

.

galeri kegiatan mapala

Arsip Blog

Menghadiri Ultah IGhopala Cilacap



MAPALA STAINU Kebumen sebelum menghadiri Maulidiyah IGHOPALA Cilacap mengagendakan survei tempat Diklat didaerah kebumen saja. Dalam survei itu kita mencoba mencari tempat yang cocok untuk kegiatan Diklat. Setelah selesai survei kita meluncur ke Cilacap di kampus IAIIG dalam pejalanan kami kami di guyur hujan deras, tapi itu tidak menurunkan semangat kami tuk bersilaturahmi. 

Sesampainya disana kami disambut dengan baik dan disana banyak teman-teman dari mapala sekebumen yang sudah menunggu, acara disana meliputi pemberian tropi kepada para siswa SMA se Cilacap dalam lomba pemanfaatan Sampah Organik dan lomba Panjak Boulder, setelah acara itu dilanjutkan dengan pengenalan Anggota Baru Mapala Ighopala dan diteruskan dengan pemberian ucapan selamat kepdada Ighopala dalam Maulidiyahnya yang ke XII  oleh semua ketua para Mapala yan hadir sejateng, selanjutnya acara penutup diisi dengan enampilan Group band Aliran Rege dan semua para peserta bersama-sama iku tberjoget untuk melepas lelahnya dan bersuka ria. Setelah acara selesai kami beristirahat di Gedung Ighopala dan paginya kami pulang

Persiapan Diklat Mapala Stainu

MapalaStainuKebumen- Sebelum kegiatan diklatsar Mapala Stainu kebumen lebih dahulu melakukan kegiatan terjadwal semingu sekali sebelan kegiatan diklat, untuk calon angota baru Mapala Stainu, meberikan materi-materi Seputar Kegiatan Mapala di runagan sebelum diklat di lakukan.

Dengan tujuan agar calon angota baru mapala nantinya bisa,  bila terjun lasung di lapangan atau diklat sudah mengusai materi dan siap di pratekan di lapangan, juga bekal sesudah diklat di harapkan bisa mengusai materi yang sudah di berikan. bila nantinya terjun lasung di lapangan dan bisa menerepkan kegiatan kegiatan misi mapala.

Pertemuan awal pradiklat  dengan materi. Keorganisasian, survival kegiatan yang di isi oleh pendiri latoib dan angota mapala staiu sendiri. kegiatan di lakukan minggu pertama pradiklat yang di ikuti perseta calon angota baru. kalo ini calon angota baru yang mendaftar 30 mahasiswa putra putri. kegiatan awal pada tgl 25 nopember 2012. yang akan di lanjudkan materi  pada 3 Desember  2012 ( Aji )

Mapala Stainu Slusur Sungai Karanggayam

Mahasiswa Pecinta Alam STAINU (MAPALASTA) Kebumen pada tanggal 17-18 November melakukan acara penetapan anggota muda ke V. Setelah acara pendalaman materi dan pengambilan nomer pesreta selesai kita melakukan kegiatan Susur Curug Gunungsari kec.Karanggayam yang di ikuti 13 orang.

Dalam kegiatan ini bisa Opservasi Seputar potensi Curug, yang dapat menjadi tempat wisata alam dan out bond juga bisa menikmati berbagai keindahan panorama Alam sekitarnya, dari hasil opservasi mendapatkan  gambaran bahwa curug di Gunungsari kec. Karanggayam ini merupakan suatu potensi yang bagus buat tempat Wisata Alam, karena   pemandangan, hawanya Alam yang sejuk, airnya jernih, dan air terjunnya bagus serta di atasnya terdapat hutan pinus yang suasana santai, baat acara camping dan mengenal alam rimba lebih dekat yang masih alamni.

Setelah kegiatan Susur curuk selesai kami mengadakan pencarian data, data yang dimaksud adalah wawancara kepada para penduduk dan Kepala Desa terkait dengan Potensi bencana, Kondisi hutan, Potensi pertanian, Potensi wisata dan peta Gunungsari. kepada  Kepala Desa Gunungsari, Samingun saat dimintai keterangan oleh MAPALASTA mengatakan :
  • hutan gundul ada 3 titik 
  • Potensi wisata ada satu, yaitu air terjun Curug Gunungsari
  • juga wisata alam di hutan pinus yan begitu luas yang juga bagus di buat kegiatan out bond
  • pontesi pertanian dengan pertanian singkong manis yang di buat berbagai makanan dari keripik, oyek, krekel, kerupuk dan tiwul.
  • juga masih banyak lainya ter kait pertnian di sana .. data lebih lengkap di Mapala STAINU Kebumen. gambar lengkap klik apa ini:::koleksi Fotonya kawan ::







Penerimaan Calon Anggota Muda Mapalasta VI

Salam Lestari............... !!!!
Mapalasta Stainu kebumen akan mengadakan penerimaan anggota baru  pendaftaran pada tanggal 12- 20 November 2012, yang akan di laksanakan pada 20 sampai 23 Desember 2012.

kegitan Pratek dan Materi Meliputi.

  • Manajemen perjalanan bertempat di kampus Stainu
  • Mountennering meliputi
  • 1. Perjalanan dari medan yang landai hingga medan yang terjal
  • 2. Clibing 
  • 3. Hill Walking / Fell Walking
  • Scrambing
  • - tempat teori di kampus pratek tempat menyusul.
  • Survial tempat kampus staninu, pratek kampus 
  • Navigasi Pemateri Kodim Kebumen, tempat kampus Stainu pratek di lapangan menyusul,
  • Sar Materi di kampus pembicara Densos ( Dinas Sosial Kebumen ) 
  • Observasi Lingkungan Matri di kampus. pembicra ... Dosen Fikria Najimtam M. SI
  • Konservasi Lingkungan Materi di kampus , pembicara LIPI Kebumen 
  • P3k . Pemateri PMI Kebumen 
Gambaran Lokasi  Diksar, Tebing putih/gua petruk, sempor, Lipi Karang sambung, pegunungan paras. 

ayuh daftarkan dirimu gabung besama mapala stainu kebumen, mengenal Alam dan Lingkungan lebih dekat.
Tugas Utama seseorang adalah menbantu dan menbuka jati diri dan tugas lainya menbantu orang lain menjadi kuat dan menyepurnakan dirinya sebagi pribadi yang unik. Akan melakukan yang terbaik dengan menberi semua orang kesempatan utk menyatakan perasaanya, menperlihatkan aspirasinya dan menbagi minpinya.
Saatnya kamu buktikan kepedulianmu akan lingkungan....
Jadwal Materi Menyusul bila udah daftar kan diri akan di kasih jadwal ... pra  Diksar Mapla Stainu Kebumen.  berapa pembicara lainya. di musawarahkan angota atau panitia.. mau tau daftarkan dirimu.
mau lihat foto klik aja ini.   mau lihat video klik aja ini Video Mapla Stainu
By . Aji 

Obserfasi Di Tengah Hutan

Mapala Stainu Kebumen, rimbunya hutan dan sunyinya hutan menjadi tempat kegiatan mapala stainu  Kebumen melakukan observasi terhadap hutan pines gunung jati yang berbatsan dengan hutan ginadong kecamatan karang gayam kebumen. 

Kegiatan ini agar mapala stainu lebih dekat dan mengenal dan isinya lebih pekat dan akan tau pentingnya sebuah data di lapangan untuk di .. bawa kembali ke bescem mapala sebagi kegiatan dan laporan, kepada perguruan tinggi dan kawan kawan mahasiswa lainaya, pentingnya mengenal alam lebih dekat. mengenal pepohonan dan isi hutan belangtara yang penuh kekayaan alam melipah, data lebih lengkap di mapala stainu foto lengkapnya opservasi hutan pines kebumen

Menentukan Medan Dan Jalur Keluar dari Hutan



Mapala Stainu Kebumen_ sedang menentukan medan dengan mengunakan kompas sebagai pembuka jalur Hutan Gunung Sari, Desa Gunung Sari Kebumen dalam acara Penetapan Angota Mapala Ke V. dan Opservasi Lingkungan di hutan Pines Gunung sari Yang cukup Luas dan Medan Menantang.


Kegiatan Ini di ikuti oleh banyak wanita yang bermental keras dan tak takut berbagai medan dan binatang buas yang masih ada di hutan pines gunung sari. yang masih ada hewan raja hutan macam dan hewan lainya. medan ini jadi tantangan  mapala stainu kebumen sebagi opservasi lingkungan pertama di hutan riba kebumen, dengan peserta perempuan paling banyak  .Foto Lengkapnya di sini kawan klik aja

Kegiatan Malam Di Hutan Gunung Sari Kebumen

Mapala Stainu Kebumen- Kegiatan malam hari yang di lakukan oleh mapala adalah pendalam materi dan persiapan esok pagi terkait, keperluan kegiatan lapangan dan bahan opservasi medan, yang akan terjun lasung kemasyarakat terkait opservasi linkungan dan pertanian , lahan gudul, jenis kayu, sayuran dan kehidupan masyrakat kepedulian terhadapat likungan di sekitaranya... yuh ikut terus ... seperti apa .. lebih lengkap data di mapala stainu kebumen. opservasi lingkungan di gunung sari kebumen.Lebih Lengkap klik aja ini kawan  Foto Kegiatan Mapala



Perjalanan Menuju Puncak Gunung Sari Kebumen

 Mapala Stainu Kebumen.  Menuju puncak gunung sari meneruskan agenda. yang di lepas dari Balai Desa Gunung Sari Kebmen Karang Gayam. untuk melalukan aktifitas di di pncak gunung sari yang berlokasi di atas air terjun jurug kedondong, yang di atasnya hutan pines yang cukup luas dan rimbu. juga masih banyak hewan buas seperti macam dan hewan lainya di hutan pines tersebut.

Perjalan ini cukup lumayan jauh dan terjal jalanya menuju puncak, apa lagi perjalan ini di lakukan menjelang  mahrib.  dan secara lasung pendakian ini akan berlasung malam hari, menuju hutan puncak gunung sari yang sangat luas dan masih berbahaya oleh manusia karean masih ada hewan liar. masih banyak aktifitas lainya ikuti terus yuh ...






Opservasi Lingkungan dan Penetapan Angota Mapala Angkatan V

Mapala STAINU Kebumen melanjutkan agendanya sebagi Mahasiswa Pencinta Alam, kali menpunyai kesempatan dan waktu terkait  kegiatan terhadap lingkungan pegunungan, gunung sari karang gayam sebagi obyek yang terpilih sebagi tempat OPSERVASI dan Penetapan Angota  Mapala Angaktan V. 


kegiatan ini yang di buka dan di lepas oleh Puket III Satinu Kebumen bapak Mahrur Adam Maula,  ia berpesan sebagi Mahasiswa punya kewajiban kuliah dan punya kewajiban untuk berbakti pada masyrakat dengan melalui sebuah Organisasi Kemahasiswaan, salah satunya MAPALA yang bergerak di bidang ALAM, agara lebih tau dan lebih riil melihat ala dan isisnya dala kehidupan masyrakat. penetapan mapala yang di ikuti 6 orang moga berjalan lancar dan sampai tujuan dan pulang kembali. sedangan Opservasi yang di ikuti 13 orang moga menbawa hasil yang di inginan utuk bisa di bawa pulang kekapus dan di kaji kembali terkait hasil opservasinya .. agar bermafaat lebih baik. 


Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Pendekatan Filosofis

“Pencinta Alam”, kalimat yang kian menguat dan akhirnya menjadi bagian dari detak kehidupan masyarakat Indonesia.
Kalimat yang mudah diingat dan dekat dengan kehidupan ; Cinta dan Alam.
Komunitas kalimat tersebut umumnya berasal dari segmen masyarakat yang cukup terhormat, Mahasiswa ! Serta mereka yang menghargai kebebasan dalam kehidupan dan tidak sekedar hidup. Komunitas ini lalu melembagakan kalimat tersebut dengan sebutan mahasiswa pencinta alam atau mpa (tidak sama antara mpa dan mapala).
Komunitas tersebut lalu berusaha tegak berjalan dalam jepitan waktu, pancangkan panji kelembagaan di puncak kehidupan berbangsa yang kian gersang.
Jelang lima dekade terakhir komunitas tersebut masih ada dan tetap seperti itu. Wajarlah jika bukan hanya masyarakat yang ajukan sejumlah tanya tetapi ironisnya komunitas tersebut pun sebenarnya tanpa sadar tenggelam dalam kebingungan : Siapa sebenarnya mereka !
Komunitas ini ada tapi tidak eksis, memiliki waktu tanpa ruang, memiliki ruang tanpa materi, memiliki materi tanpa nilai, dan seterusnya.
“Pencinta Alam”, kalimat tersebut terkesan gampangan untuk dipahami sehingga sangat murah dijadikan tiket legitimasi dalam pergaulan sosial dan politik praktis.
“Pencinta Alam”, mudah diingat sering dilupakan.
“Pencinta Alam”, terlalu dekat untuk dijangkau.
Pertanyaan dasar :
  1. Apa yang dimaksud dengan pencinta alam dan mahasiswa pencinta alam ?
  2. Bagaimana proses memahami pencinta alam dan bagaimana mahasiswa pencinta alam berproses ?
  3. Seperti apa tujuan manfaat pencinta alam dan mahasiswa pencinta alam ?
ada 2 (dua) pendekatan untuk dapat mengerti dan memahami arti “Pencinta Alam dan Mahasiswa Pencinta Alam”, yakni :
  1. Pendekatan Filosofis
  2. Pendekatan Historis
Pencinta Alam Pendekatan Filosofis Sandaran berpikir, bahwa :“Allah SWT telah menciptakan Alam dan Manusia”
Beberapa aspek maknawiah dari kebenaran umum diatas, antara lain :
  1. Penegasan eksistensi keilahian Sang Maha Pencipta
  2. Yang diciptakan Allah SWT ialah Alam dan Manusia
  3. Alam dan Manusia adalah cermin eksistensi keilahian Sang Maha Pencipta
  4. Alam dan Manusia menurut pandangan Allah SWT
  5. Alam dan Manusia merupakan relasi keterikatan tak terpisahkan
  6. Alam dan Manusia adalah ciptaan yang mengabdi kepada Sang Maha Pencipta
  7. Proses interaksi antara Manusia dan Alam senantiasa disandarkan hanya kepada Sang Maha Pencipta – Allah SWT.
Apa yang dimaksud dengan Pencinta Alam?
Cerminan interaksi antara Manusia dan Alam inilah yang diejawantahkan dalam suatu kata / kalimat / istilah, yakni : Pencinta Alam.
Secara filosofis, Pencinta Alam hanyalah suatu istilah ekspresif dari hubungan Manusia dan Alam sebagai suatu sistem yang tunduk bersandar kepada Sang Maha Pencipta – Allah SWT.
Secara operasional, Pencinta Alam merupakan suatu statement tentang pentingnya menjaga keharmonisan hubungan antara Manusia dan Alam yang beralaskan kesadaran dan kecintaan.
Aplikatif, “Pencinta Alam” menjadi suatu konsepsi atau pun metode edukatif yang efektif dalam proses pembelajaran dan peningkatan kualitas diri manusia.
Kekeliruan dalam memahami “Pencinta Alam” selama ini terletak pada pendekatan gramatikal (“Pencinta = subjek, orang yang mencintai; “Alam” = Objek, yang dicintai; sehingga “Pencinta Alam = kumpulan orang – orang yang mencintai dan peduli terhadap alam).
Kekeliruan diatas adalah gambaran kekacauan dalam berpikir yang akhirnya bermuara pada anggapan bahwa “Pencinta Alam” merupakan suatu bakat / minat / hobbi / profesi serta terjebak dalam diskusi huruf “N”, dan menjadi sempurna saat tidak mampu membedakan antara “Pencinta Alam” dan “Petualangan”.
Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Pendekatan Filosofis
Mahasiswa Pencinta Alam merupakan organisasi kemahasiswaan yang berkedudukan dalam suatu intitusi pendidikan tinggi yang dibentuk sebagai wadah pendidikan kepencintaalaman.
Dalam penyelenggaraanya diharapkan dapat menyampaikan secara tepat hal – hal yang dimaksud dengan pendidikan kepencintaalaaman.
Secara filosofis ketika “Pencinta Alam” dilembagakan (mpa = mahasiswa pencinta alam ; kpa = kelompok pencinta alam) akan berpotensi untuk mengenyampingkan nilai kepencintaalaman dalam pencapaian tujuan politik kelembagaannya.
Bagaimana proses memahami Pencinta Alam?
Prosesnya : Pendidikan dan Belajar !
Syarat sesuatu dapat dikatakan mengandung unsur “Pendidikan”, jika dalam prosesnya mennyampaikan nilai – nilai dasar kemanusiaan.
Manusia terlahir sebagai pembelajar, tetapi setelah manusia beranjak besar menjadi enggan untuk belajar.
Belajar merupakan proses keilmuan diri dan kedirian ilmu;
dan tidak tinggi hati merupakan syarat dasar dalam proses belajar;
sehingga tujuan belajar agar dapat membedakan hal baik dan hal buruk dapat tercapai.
Cara belajar yang terbaik bagi komunitas pencinta alam ialah berkunjung ke Alam Bebas (bahkan ini menjadi semacam hukum dasar).
Pada dasarnya Alam Bebas itu tidak nyata.
Alam Bebas hanya ada dalam bentuk wacana dan mimpi manusia.
Alam Bebas merupakan suatu dimensi yang terbuka bagi siapa saja dan memberikan kebebasan kepada siapa saja yang mengunjunginya.
Proses masuk berkunjung / beraktivitas di alam bebas itulah yang disebut Petualangan, yakni; Suatu tindakan memasuki dimensi ketidaktahuan, penuh misteri dan sarat kejutan atau hal – hal yang tidak terduga.
Kedudukan “Pencinta Alam” sangat berbeda dengan “Petualangan”, tetapi memiliki keterkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan.
Komunitas “Pencinta Alam” dalam prosesnya akan melakukan aktivitas petualangan atau dengan kata lain, bahwa;
Tidaklah sama kedudukan komunitas Pencinta Alam mendaki gunung dengan pendaki gunung mendaki gunung.
Tujuan manfaat Pencinta Alam
  1. Membangun pemahaman yang dalam terhadap hubungan Sang Maha Pencipta Allah SWT – Manusia – Alam.
  2. Membangun pemahaman yang kokoh terhadap konsepsi Alam dan Manusia.
  3. Membangun kesadaran terhadap fungsi dan kedudukan sebagai Manusia.
Pencinta Alam Pendekatan Historis
Sisi sejarah “Pencinta Alam” erat terkait pada perjalanan sejarah mpa (mahasiswa pencinta alam) dengan sandaran berpikir, bahwa : “Istilah Pencinta Alam”secara resmi dikenal melalui organisasi mahasiswa pencinta alam”
Indonesia era tahun 1960-an;
Merupakan salah satu era transisi dalam berbangsa. yang sangat mempengaruhi alam pemikran masyarakat Indonesia.
Perekonomian hancur, angka kemiskinan sangat tinggi, korupsi merajalela, kedaulatan NKRI belum tuntas, trikora dicanangkan untuk membebaskan Irian Barat, suhu politik memanas, Badan kepanduan Indonesia menjadi Pramuka, Pencetusan kelahiran WANADRI – Perhimpunan pendaki gunung dan penjelajah rimba (suatu organisasi kepetualangan), kemunculan angkatan 66, G30SPKI dan Supersemar serta kejatuhan orde lama, dll dst.
Ditengah buruknya cuaca Ipoleksosbud di Indonesia pada sat itu, perlahan nan pasti, tumbuhlah pohon pencinta alam yang kini telah menjadi ribuan pohon dengan aneka rasa buah warna dan dedaunan. Pohon – pohon tersebut senantiasa tumbuh dan berkembang; karena cinta adalah anugerah Illahi yang selalu hadir di sembilan alamnya.
Aliran kecil jejak sejarah pertumbuhan pohon tersebut berawal dari Fakultas Sastera Universitas Indonesia (FSUI), kampus Salemba Jakarta, melalui sebuah kelompok kecil (small group) bernama FM atau Fakir Miskin yang dipelopori oleh Soe Hok Gie.
Masuk kampus dengan pakaian compang camping dan bertelanjang kaki merupakan gambaran penampilan teatretikal anggota FM untuk mengekspresikan keadaan masyarakat Indonesia yang sangat miskin .
Pucuk kegelisahan FM terhadap keadaan akan dinyatakan dalam aksi demonstrasi untuk menyampaikan pemikiran yang cerdas dan Indonesialis.
Untuk menjaga kemurnian perjuangan FM dilakukan dengan cara Mendaki Gunung; Bagi mereka ke gunung merupakan suatu upaya untuk membersihkan diri dan membuka cakrawala berpikir.
Soe Hok Gie, seorang Tionghoa nasionalis dan salah seorang tokoh pergerakan mahasiswa Indonesia, melalui pemikiran inspiratif bersama sejumlah mahasiswa FSUI, pada penghujung tahun 1964 membentuk wadah membentuk wadah perjuangan yang diberi nama IMPALA (Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam) FSUI.
Pada tahun 1970, langsung atau tidak langsung, sosok Soe Hok Gie ikut memberi jiwa dalam penyatuan small group dan membentuk wadah yang selanjutnya dikenal dengan MAPALA – UI.
Small group yang dimaksud merupakan kelompok – kelompok pergerakan perjuangan mahasiswa yang warna kegiatannya menyatukan fungsi mahasiswa sebagai social controle dan kegiatan kepetualangan;
Substansinya tidak berada pada tataran nama small group yang harus memiliki nuansa inisial cinta dan alam tetapi lebih kepada tujuan manfaat dalam konteks berbangsa dan bertanah air.
Kelompok apa saja yang menggunakan inisial bernuansa pencinta alam di Universitas Indonesia saat itu, bukan menjadi titik keistimewaan karena lebih internalistik dan belum “layak jual”, sehingga hanya melalui nama MAPALA – UI, jejak sejarah diperkenalkannya secara resmi istilah “Pencinta Alam”, menjadi lebih jelas, rasional dan berkekuatan hukum ( MAPALA – UI organisasi legal formal dan bukan small group).
Meskipun kehadiran nama MAPALA – UI terjadi pada tahun 1970 tetapi tahun kelahiran organisasi tersebut tidak mengacu pada tahun tahun 1970. Hal ini memberikan indikasi tentang adanya pertimbangan politik strategis yang jauh kedepan.
Untuk itu dapat ditegaskan bahwa :
  1. Istilah “Pencinta Alam” untuk pertama kali secara resmi diperkenalkan oleh organisasi MAPALA – UI pada tahun 1970.
  2. Penyampaian istilah tersebut tidak diikuti dengan suatu penjelasan yang mendalam dan universal sesuai kaidah keilmuan dan filosofis.
Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Pendekatan Historis
Bersandar pada pertimbangan tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa :
  1. Nama organisasi kepencintaalaman dengan akronim MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam) untuk pertama kali diperkenalkan oleh MAPALA – UI.
  2. Situasi kehidupan IPOLEKSOSBUD bangsa dan Negara pada era tersebut ikut mempengaruhi warna dan proses kelahiran MAPALA – UI.
  3. Landasan perjuangan MPA (Mahasiswa Pencinta Alam) telah dipersiapkan oleh SOE HOK GIE (1969), sebagai berikut :
Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami
Kami katakan bahwa :
Kami adalah manusia – manusia yang tidak percaya pada slogan Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan – slogan Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itu Kami naik gunung”
Statement diatas disampaikan Soe Hok Gie melalui sebuah media cetak nasional, usai melakukan pendakian di gunung Slamet tahun 1969;
Statement tersebut adalah cermin tingkat kesadaran dan kecerdasan Soe Hok Gie sebagai seorang mahasiswa pencinta alam dalam berbangsa dan bernegara.
Soe Hok Gie telah menjawab mengapa mahasiswa pencinta alam mendaki gunung serta meletakkan visi mahasiswa pencinta alam (mpa) Indonesia.
Melalui statement Soe Hok Gie tersebut, tersirat menjadi contoh bagaimana menjadi mahasiswa pencinta alam yang sebenarnya, terutama dalam konteks psikologis, berbudaya, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh : Nevy Jamest

Mahasiswa Pecinta Alam Seperti apa yang ideal?



Hidup adalah soal keberanian. Keberanian menghadapi tanda tanya tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa mengelak. Terimalah dan Hadapilah (Soe Hok Gie).
Idealisme MAPALA
Menurut saya Tidak ada patokan yang ideal untuk menjadi mahasiswa pecinta alam, kekuatan fisik, skill yang tinggi, atau gaya khas pecinta alam itu semua bukanlah semata tolok ukur seorang mahasiswa pecinta alam. Menurut saya hanya ada satu syarat untuk menjadi pecinta alam, dari syarat tersebut akan berimbas pada pembentukan karakter kita secara keseluruhan sebagai pecinta alam, syarat tersebut adalah berani, bukan berani untuk menaiki gunung, memanjat tebing, menjelajahi hutan atau mengarungi sungai, tapi berani untuk mau mencintai alam!
Dari berani untuk mau mencintai alam maka kita akan berani untuk mengenal alam, dari mengenal alam kita akan tahu dan memahami alam, dari memahami alam kita akan tahu betapa kita (manusia) tidak bisa dilepaskan dari alam, dari pengetahuan tersebut akan muncul rasa cinta kita terhadap alam, dan dari rasa cinta terhadap alam maka akan muncul konsekuensi untuk menjaganya.
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang pecinta alam apalagi dengan status mahasiswa, karena mahasiswa dianggap lebih intelektual dari mereka yang mungkin tidak berkesempatan untuk menikmati bangku kuliah, lebih ekspresif dan reaktif daripada mereka yang mungkin tidak mendapatkan akses layaknya mahasiswa. Terlebih lagi sebagai seorang MAPALA kita dituntut untuk bisa menjaga moral dan etika kita terhadap alam sebagai konsekuensi nama yang kita sandang. Mahasiswa pecinta alam bukanlah mahasiswa penikmat alam (walaupun mereka menganggap diri mereka sebagai pecinta alam) yang apabila mengunjungi suatu tempat tertentu di alam selalu mencantumkan identitas mereka dengan coretan di batu, tembok, atau sayatan di pohon. Yang hanya peduli pada ego mereka dengan membuang sampah di sembarang tempat dan hanya diam ketika tahu bahwa alam disekitar mereka rusak.
Mahasiswa pecinta alam juga bukanlah mahasiswa penakluk alam (walaupun mereka juga menyebut dirinya sebagai pecinta alam) yang dengan egonya selalu tertantang untuk menaklukkan kondisi alam tertentu, seraya dengan bangga menceritakan tempat-tempat yang pernah ditaklukkannya.
Bagi pecinta alam sejati, alam adalah sebuah rahasia atau misteri.
Sebuah coretan di Gunung Lawu baru-baru ini mengatakan, “Jangan menjadikan alam tantangan”. Bisa jadi ada benarnya. Semakin pecinta alam merasa bahwa alam adalah tantangan maka semakin alam menjadi seperti musuh yang harus ditaklukkan. Padahal, alam bukan musuh. Alam itu seperti garbha grha di sebuah candi. Ibarat rahim ibu, tempat kita lahir. Di dalamnya termaktub rahasia kehidupan, sejak asal mula, sampai kepada kematian. Bagaimana kita mengetahui rahasianya selain menceburkan diri dan mencintainya? Inilah hakekat pecinta alam sejati.
Kesimpulannya adalah bahwa manusia tidak bisa dilepaskan dari alam, alam itu netral, alam adalah reflektor pasif yang menunjukkan bagaimana perilaku kita terhadapnya. Mahasiswa pecinta alam adalah mahasiswa yang sadar akan kapasitasnya dalam berpartisipasi sebagai mahluk hidup yang hidup di alam. Mencintai alam berarti sadar akan konsekuensi atas rasa cintanya terhadap alam. Alam tidak hanya untuk dinikmati, alam juga bukan untuk ditaklukkan. Dalam upaya mencintai alam dibutuhkan keberanian dan kemauan.
Salam Rimba...

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia


“PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM BESERTA ISINYA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA“

“PECINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INDONESIA SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN, BANGSA DAN TANAH AIR”

”PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA PECINTA ALAM ADALAH SEBAGAI MAKHLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA“


Sesuai dengan hakekat diatas kami dengan kesadaran menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.

3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.

4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.

5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam

6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.

7. Selesai.
Disyahkan bersama dalam Gladian Nasional ke-4 Ujung Pandang, 1974

PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG


Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :

1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.

3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.

4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.


PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN

Perlengakapan dan perbekalan dapat di kategorikan menjadi 3 bagian menurut kegiatan yang akan kita lakukan :

Perlengkapan dasar, meliputi :

Perlengkapan pergerakan:

Sepatu
-Pilih sepatu yang nyaman, tangguh, dapat melindungi dan cocok dengan aktivitas yang akan dilakukan. Bentuknya harus sesuai dengan ukuran kaki si pemakai. Sepatu yang baik harus menguntungkan bagi si pemakai dan kuat untuk pemakaian medan yang berat
-Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang melindungi alas kaki sampai mata kaki (melindungi sendi dan ujung jari kaki), dapat mencengkram pada permukaan licin dan tangguh di medan bebatuan, berkulit tebal, tidak mudah sobek apabila terkena duri dan bagian dalamnya lunak, serta masih memberikan ruang gerak bagi kaki. Bagian depannya harus keras, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terantuk batu (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang yang pada bagian depannya teramat keras karena memakai besi, selain berat, juga akan merusak jari kaki karena adanya perubahan suhu).
-Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, bentuknya biasanya bergerigi dengan dua arah, yang satu arahnya ke depan, berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan yang mendaki, yang satunya lagi mengarah ke belakang berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan menurun.
-Ada lubang ventilasi yang bersekat halus, untuk memberikan nafas pada kulit telapak kaki.
-Sepatu TNI cukup baik untuk digunakan, tetapi bagian sampingnya harus dimodifikasi dengan membuat semacam ventilasi, diberikan alas tambahan (insoles) berupa nylon tipis yang membuat lapisan udara antara kulit kaki dengan alas sepatu, sehingga sepatu nyaman dipakai tanpa dan tidak menjadi berat saat basah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Lecet, walaupun hanya luka kecil, namun sangat mengganggu perjalanan. Penyebab lecet mungkin karena sepatu yang kita gunakan kurang cocok (terlalu longgar atau sempit), kaos kaki kurang tebal ataupun sepatu yang kita kenakan masih baru dimana kulitnya masih tebal dan keras. Untuk itu peliharalah kaki kita dengan baik, sering-seringlah kita buka sepatu dan kontrol kaki, peliharalah kebersihan kaos kaki (usahakan kaos kaki kita tetap dalam keadaan kering). Yang penting kita harus mengenal sepatu yang akan kita pakai. Sepatu yang kita gunakan akan lebih baik lagi apabila telah sering kita pakai (yang masih laik pakai tentunya).
- Bersihkan kaos kaki, sepatu dan perlengkapan sepatu kita sesering mungkin.
- Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim (misalnya di dekat tungku api atau pada terik sinar matahari).
- Semirlah sepatu sewaktu-waktu dan olesi dengan semacam grease (minyak semir), agar kulitnya tetap lembut dan benangnya tidak cepat lapuk.

Kaos kaki
Yang harus diperhatikan : kaos kaki harus menyerap keringat.
Kaos kaki berguna untuk :
-Melindungi kulit kaki dari pergesekkan langsung dengan kulit sepatu atau bagian sepatu yang memungkinkan akan menimbulkan lecet / luka.
-Menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas
-Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah dingin

Untuk keperluan di atas, bahan kaos kaki sebaiknya terbuat dari katun asli atau katun campuran wool atau bahan sintesis lainnya yang cukup baik. Kaos kaki yang kita bawa harus disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya : tebalnya, panjangnya dan jumlahnya, karena mungkin kita perlu memakai lebih dari satu pasang kaos kaki. Yang paling penting adalah kita harus selalu memakai kaos kaki kering. Dalam setiap perjalanan, dianjurkan untuk selalu membawa kaos kaki cadangan. Untuk perjalanan lama yang menempuh daerah dingin, sebaiknya menggunakan kaos kaki dua lapis, bagian dalam menggunakan kaos kaki dari bahan katun sedangkan bagian luar menggunakan kaos kaki dari bahan wool.

Celana jalan
-Kuat dan lembut (tidak keras)
-Ringan
-Tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitan cukup longgar
-Praktis
-Terbuat dari bahan yang menyekat keringat
-Mudah kering, apabila basah tidak menambah berat

Untuk keperluan di atas, bahan celana sebaiknya terbuat dari katun yang cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri dan mudah kering. Contoh yang tebaik untuk jenis ini adalah celana PDL (pakaian dinas lapangan) militer atau celana loreng tentara. Bahan dari jeans sangat tidak dianjurkan, karena selain berat dan kaku, juga susah kering apabila basah terkena hujan. Pilihlah celana yang memakai ritsluiting untuk mengurangi kemungkinan pacet masuk.

Pakaian jalan
-Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
-Kuat
-Ringan
-Tidak mengganggu pergerakkan
-Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
-Praktis
-Mudah kering

Pada prinsipnya, pakaian jalan hampir sama dengan celana jalan, hanya yang perlu diperhatikan adalah saku-saku yang ada pada pakaian jalan, tidak mengganggu apabila diisi dan tertekan ransel. Bahannya sebaiknya memakai kain yang terbuat dari katun atau wool, bertangan panjang untuk melindungi kemungkinan tertusuk duri, sengatan matahari maupun binatang berbisa. Seringkali orang mempunyai pemikiran yang salah, misalnya untuk penyusuran pantai mereka memakai pakaian lengan pendek atau baju tanpa lengan, padahal itu tidak baik, karena sinar matahari akan langsung menyengat kulit, sehingga kulit menjadi rusak. Yang perlu diperhatikan lagi adalah pakaian yang kita kenakan harus selalu kering, terutama saat kita akan tidur, untuk itu sangat dianjurkan membawa pakaian cadangan.

Jas hujan / rain coat
Jas hujan yang paling ideal adalah yang tahan air dan angin, tetapi dapat mengeluarkan panas tubuh atau keringat, sehingga nyaman saat memakainya.

Topi lapangan
-Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri
-Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang
-Topi yang akan kita kenakan harus kuat dan tidak mudah sobek

Untuk keperluan di atas, terutama untuk medan gunung hutan sangat dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi jepang (yang menutup telinga dan leher). Topi rimba / topi jepang selain melindungi kepala kita dari kemungkinan cedera akibat duri, juga melindungi bagian belakang kepala kita dari curahan air hujan.
Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan, selain akan menghalangi gerak, juga kurang praktis. Topi jenis koboi cocok jika dipakai di padang rumput atau daerah yang tidak terlalu banyak semak.

Sarung tangan
-Sebaiknya terbuat dari kulit
-Bentuknya sesuai dengan tangan kita
-Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan kita

Untuk medan gunung hutan, sarung tangan berguna melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri dan dari cedera akibat terkena daun-daun yang berbahaya (daun pulus, dll) atau binatang-binatang kecil yang akan membuat tangan kita gatal. Sarung tangan wool dipilih untuk perlindungan pada cuaca dingin.

Ikat pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala tidak terlalu besar tetapi teguh, misalnya dari kulit yang tebal tapi lembut atau dari bahan sintetis lainnya. Kegunaan ikat pinggang selain untuk menjaga celana kita supaya tidak melorot, juga untuk mengaitkan alat-alat yang perlu cepat terjangkau seperti pisau, tempat air minum, tempat P3K, dll.

Ransel / Carrier / Rucksacks
-Ringan, sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan (bayangkan apabila berat ransel kosong kita 8 kg), terbuat dari bahan yang water proof, sehingga kalau hujan tidak bertambah berat, cukup melindungi isi ransel walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra dengan cara menggunakan kantung-kantung plastik untuk melindungi perlengkapan peka, seperti pakaian tidur, alat tulis, makanan kering, dll.
-Kuat, harus mampu membawa beban kita dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah sobek, jahitannya tidak mudah lepas, zipper-nya kokoh, dll.
-Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan. Untuk medan gunung hutan, tidak dianjurkan memakai ransel dengan frame di luar, selain merepotkan juga menyulitkan kita apabila melewati semak-semak. Ransel dengan frame luar cocok digunakan pada medan-medan yang datar atau medan yang tidak banyak semak-semaknya (seperti salju, padang rumput atau pantai).
-Nyaman dipakai, diajurkan memakai ransel yang ada frame-nya. Frame ini perlu agar berat beban merata keseluruhan keseimbangan tubuh, frame ini juga membuat nyaman karena adanya ventilasi antara punggung dengan ransel. Bagi ransel yang memakai frame di dalam (internal frame) mungkin perlu ditambahkan bahan yang menyerap keringat di bagian yang bersentuhan dengan punggung. Tali penyandang ransel harus kuat, cukup lebar dan empuk serta mudah di stel, juga ada tali pinggang (hip belt) untuk mengatur supaya ransel menempel dengan baik ke tubuh serta membantu pembagian berat keseimbangan.
-Praktis, kantung-kantung tambahan atau pembagian ruangnya memudahkan kita mengambil barang-barang tertentu dan mudah di lepas. Sekarang ini banyak sekali jenis ransel dalam berbagai model, ukuran, bahan serta harga yang bervariasi di toko-toko. Ketelitian dalam memilih akan sangat menentukan. Harga yang mahal belum tentu menjamin ransel yang baik, untuk itu pilihlah ransel yang sesuai dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya kita melengkapi ransel kita dengan kantong tambahan atau daypack, ini untuk memudahkan pergerakan terutama dalam perjalanan. Ketika sedang melakukan penelitian atau sering melakukan perpindahan tempat, daypack sangat membantu kita.

Kantung Tidur / Sleeping Bag
Pada malam hari, badan kita akan kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas yang dihasilkan, oleh sebab itu kita perlu dilindungi lapisan yang dapat menahan dingin dan mencegah panas tubuh keluar / hilang, salah satunya adalah dengan menggunakan sleeping bag / kantung tidur.

Matras / Alas Tidur,

sangat diperlukan supaya tubuh kita yang sudah terbungkus kantung tidur / sleeping bag, tidak langsung menyentuh tanah.

Peralatan Navigasi
Peralatan navigasi ini merupakan peralatan penting yang harus selalu kita bawa, diantaranya adalah : kompas, peta, penggaris segi tiga, busur derajat, pensil, dll.

Senter
Apabila kita kemalaman dalam perjalanan, maka senter sangat diperlukan sebagai alat penerangan, tetapi disarankan tidak melakukan perjalanan di malam hari, karena sangat berbahaya. Jangan lupa untuk membawa lampu dan batere cadangan.

Peluit
Diperlukan sebagai tanda apabila kita tersesat atau kehilangan arah.

Pisau
Pisau dan golok tebas merupakan alat bantu untuk keperluan menusuk, menyayat, memotong, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api (memotong ranting, memotong kayu tipis-tipis, dll). Ada banyak pisau yang dibuat khusus untuk keperluan tertentu walaupun tetap dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi pengembaraan. Karena itu pisau yang dibawa harus benar-benar cocok ukurannya, dapat dipercaya dan sesuai dengan keperluan kita.

Perlengkapan memasak, makan, minum.

Perlengkapan MCK.

Perlengkapan pribadi (obat-obatan, kamera dll).

Perlengkapan khusus yang di sesuaikan dengan perjalanan, meliputi :

Perlengapan penelitian (kamera, buku, dan alat-alat khusus lainya).

Perlengkapan susur sungai / pantai (perahu, dayung, pelampung dll).

Perlengkapan pendakian tebing (tali, choke, carabiner dll).

Dan lain-lain.

Perlengkapan tambahan,

Perlengkapan ini dapat di bawa atau pun tidak.

Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan, maka perlu di susun check list.

Menyusun perlengkapan dalam rangsel (PACKING).

Comfortable (nyaman), efisien, fit, selain di tentukan desain ransel yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban. Bagaimana menempatkan berat beban pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja secara efisien.

Tempatkan barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dari badan dan tempatkan barang-barang yang relatif ringan di bagian bawah.

Letakan barang yang sewaktu-waktu kita perlukan pada bagian atas atau pada kantong-kantong luar ransel.

Kelompokkan barang-barang anda dan masukan dalam kantung plastik yang tidak tembus air.

PERENCANAAN PERBEKALAN

Perencanaan perbekalan perlu mendapat perhatian khusus, yang perlu di perhatikan :

Lamanya perjalanan yang akan di lakukan.

Aktifitas yang akan kita lakukan.

Keadaan medan yang akan di hadapi.

Ada syarat yang harus di perhatikan dalam merencanakan perbekalan

 Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai, serta tidak asing di lidah.

Terhindar dari kerusakan, tahan lama, dan mudah dalam penangananya.

Sebaiknya makanan yang siap pakai atau tidak perlu di masak terlalu lama. Irit air dan bahan bakar.

Ringan dan mudah di dapat.

Murah.

Kebutuhan kalori per 100 pounds berat badan (sekitar 45 kg) :

Metabolisme basal : 1100 kalori

Aktifitas tubuh:                          kalori/jam

Jalan kaki: 2mil/jam                                       45

    3 mil/jam                                    90

    4 mil/jam                                    160

Memotong kayu / menebas                            260

Makan                                             20

Duduk(diam)                                          20

Bongkar pasang ransel, bikin camp dll              50

Menggigil                                               220

Aktifitas dinamis khusus (faktor) = 6 – 8 % dari 1 dan 2

Total kalori yang di butuhkan       = 1 + 2 + 3

 

 

 

NAVIGASI DARAT

Yang di maksud navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun di peta.

Peta

Secara umum peta di nyatakan penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang di lihat dari atas yang di perkecil atau di perbesar dengan perbandingan tertentu.

Peta Topografi

Berasal dari bahasa Yunani, topos yaitu tempat, graphos yaitu menggambar. Peta topografi memetakan tempat tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi garis-garis kontur. Dan disertakan pula berbagai keterangan untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang di petakan.

Judul Peta

Berada di bagian atas pada tengah peta, judul peta menyatakan lokasi yang di tunjukan oleh peta yang bersangkutan.

Nomor Peta

Biasanya dicantumkan di sebelah kanan atas peta, selain sebagai nomor ragistrasi dari badan pembuat. Pada bagian bawah di sertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada di sekeliling peta tersebut.

Koordinat Peta

Adalah kedudukan suatu titik pada peta, di tentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua:

 

Koordinat Geografis (Geographical Coordinate)

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan). Koordinat geografis dinyatakan dalam derajat, menit, detik.

Koordinat Grid (Grid Coordinate)

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap satu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol ada di sebelah barat Jakarta (600LU, 900BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.

Sistem grid :

Dinyatakan terhadap sumbu absis (sumbu x) dan  ordinat (sumbu y)

Lankah umun sistem grid adalah sbb:

Sebutkan objek (nama tempat tsb)

Sebutkan nomor lembar peta.

Sebutkan koordinatnya

Dalam sistem grid kita kenal pernyataan koordinat dengan:

Cara bujur sangkar.

Contoh: kita akan menyatakan koordinat kota Asmuni:

024XXXX

a. Kota Asmuni  b. Nomor lembar peta  c.Koordinat ( 3.5)

Cara empat angka

Untuk menyatakan suatu daerah yang luas (bukan titik). Caranya sama dengan yang pertama. Kita sebutkan batas kiri kemudian kanan, batas bawah kemudian atas.

Contoh:menyatakan daerah kecamatan Sadang

 

 8                                       Nomor lembar peta.

                                     Batas : 3/6/5/7 atau   5                                    Koordinat (3.6,5.7)

3

1

0  1  2  3  4  5  6  7

 

Cara enam angka

Untuk menyatakan daerah yang relatif lebih sempit.

Urutan penyebutan:

Dua angka terakhir garis barat (sumbu x).

Satu angka (kanan garis barat), lurus dengan titik yang di tentukan.

Dua angka terakhir garis selatan (sumbu y).

Satu angka (sebelah atas garis selatan) lurus dengan titik yang di tentukan.

        Sistem graticule

Graticule adalah penggambaran garis lintang dan bujur pada bidang proyeksi.

Dinyatakan terhadap lingkaran ekuator paralel dan lingkaran meridian Greenwich .

Langkah-langkah pernyataan koordinat:

Bila nomor baris > XIX berarti lintang selatan.

Bila nomor baris < XVII berarti lintang utara.

Contoh: kita akan menyatakan koordinat kampung Tomat pada nomor lembar peta 39/XXXIX C, ini berarti 39 adalah nomor kolom, XXXIX nomor baris dan C indeks peta dalam satu bagian derajat, dengan kata lain luas 10 x 10.

Gambar dalam grafis

Seperti kita ingat, bahwa satu bagian derajat lintang dan bujur di bagi menjadi tiga, maka penghitunganya sebagai berikut:

Menentukan absis terbarat peta 39/XXXIX C:

940 48’ 27.79”+                = 1070 28’ 27.79”    

940 48’ adalah batas Indonesia barat.

Menentukan absis tertimur peta 39/XXXIX C:

1070 28’ 27.79” + 10 = 107 38 27.79

Menentukan ordinat terutara peta 39/XXXIX C

Catatan : untuk angka baris yang lebih besar dari XVII (>XVII) maka hitungan harus di kurangi 60.

= 120 40’-60

= 60 40’ LS.

Ordinat ter-utara peta 39/XXXIX C

60 40’+10’ = 60 50’ LS.

        Menentukan ordinat terselatan peta 39/XXXIX C

60 50’ + 10’ = 70 LS.

Karena kita akan menentukan koordinat kampung Tomat pada peta 39/XXXIX C (dalam gambar)

 

 

 

 

 

 

 

Koordinat kampung Tomat ialah: 1070 32’ 27.79” BT,  60 53’ LS.

 

Arah peta

Pada bagian bawah biasanya terdapat arah utara peta, arah utara sebenarnya dan arah utara magnetis.

Arah utara magnetis adalah arah utara yang ditunjukkan jarum magnetis pada kompas.

Arah utara sebenarnya adalah arah yang menunjukkan arah utara bumi.

Ikhtilap peta

Adalah beda sudut antara utara sebenarnya dan utara peta, beda sudut ini terjadi karena parallel garis bujur peta menjadi garis koordinat vertikal pada peta.

Ikhtilap magnetis

Adalah beda sudut antara utara sebenarnya dan utara magnetis.

Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua macam penulisan skala peta, yaitu:

Skala angka.

Contoh:      1 : 25.000 berarti 1 cm jarak dipeta sama dengan 25.000cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.

Skala garis.

Contoh:     

0      1       2        3       4         5      6        8

 

Tiap bagian panjang blok garis pada peta tersebut mewakili jarak 1 km jarak horizontal di medan sebenarnya.

Legenda Peta

Legenda peta biasanya berada di bagian bawah peta, memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tsb. Yang penting untuk diketahui: triangulasi (titik ketinggian), jalan setapak, jalan raya, sungai, desa/pemukiman dll.

Tahun Peta

Peta topografi juga memuat tahun pembuatan peta. Semakin baru tahun pembuatan peta maka data yang disajikan lebih akurat.

Kontur

Adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik berketinggian sama dari permukaan laut.

 

 

 

 

 

 

 

 


Beberapa sifat garis kontur antara lain:

Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi. Kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah/tebing.

Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.

Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubah.

Daerah datar memiliki kontur jarang-jarang, daerah terjal memiliki kontur rapat.

Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.

Lembah terlihat dipeta sebagai rangkaian huruf “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.

Menghitung ketingian tempat.

Lihat interval kontur peta dan hitung ketinggian tempat yang ingin di ketahui. Memang ada rumus umum: interval kontur 1/2000 x skala peta., tapi rumus ini tidak selalu benar (bukan rumus baku). Dalam setiap pembuatan/salinan peta interval kontur harus di tuliskan. Sering peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 m (untuk ketinggian 750 m, 1000 m, 1250 m dst) atau setiap selang 10 kontur. Perlu di ingat, tidak ada keseragaman untuk penentuan ketebalan garis kontur.

Cara panghitungan ketinggian bila interval kontur tidak di cantumkan:

Cari dua titik berdekatan yang harga ketingianya tercantum.

Hitung selisih ketinggian antara dua titik tsb, hitung berapa kontur antar keduanya (jangan menghitung yang sama harganya bila ke dua titik terpisah oleh lembah).

Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat di hitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).

Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian itu. Bila kontur berada di bagian bawah, maka harganya lebih kecil). Hitung harga kontur terdekat tu yang merupakan kelipatan dari harga interval kontur dari harga yang telah diketahui point diatas.

Titik Triangulasi

Selain dari garis-garis kontur, kita dapat juga mengetahui tingginya suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian (titik triangulasi). Titik triangulasi  ini adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan atau topografi untuk menentukan ketinggian suatu tenpat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta.

Macam titik triangulasi:

Primer             : P.14

                        3120

Sekunder : S.75

                        1750

Tersier             : T.16

                        975

Kuartier   : Q.20

                        350

Antara             : TP.23

670

Mengenal Tanda Medan /Orientasi Medan (orienteneering)

Disamping tanda pengenal yanga terdapat pada legenda peta topografi, kita bisa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan dan mudah dikenali dipeta, yang akan kita sebut sebagai “tanda medan”. Beberapa tanda medan dapat anda baca dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus anda cari di lokasi.

Puncak gunung atau bukit, punggungan gunung. Lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan lain yag menyolok.

Lembah yang curam,sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing ditepi sungai.

Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat jelas, begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta dan sebagainya.

Di daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar dapat mendapat tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dimanfaatkan sebagai tanda medan. Pergunakan kelokan-kelokan sungai, cabang-cabang sungai, muara-muara sungai kecil.

Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta,dsb, dapat dijadikan sebagai tanda medan.

Pengertian tanda medan ini mutlak dikuasai. Akan selalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik kompas.

 

 

 

 

Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :

* Badan, tempat komponen lainnya berada

* Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.

* Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.

Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.

Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat

Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan tehnologi satelite untuk mengantikan beberapa fungsi kompas.

 

 

 

 

Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:

1. Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.

2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar

3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya

4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan

5. Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.

Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.

Resection

Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).

Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.

Langkah-langkah melakukan resection:

1.  Lakukan orientasi peta

2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah

3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).

4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.

5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.

6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

 

 

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:

1. Lakukan orientasi peta

2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.

3. Bidik obyek yang kita amati

4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta

5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta.        Lakukan langkah 1-3

6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Azimuth - Back Azimuth

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:

* Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º

* Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º

Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

 

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.

2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.

3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.

4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).

5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan

Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.

2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya

3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.

4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.

5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.

Penampang Lintasan:

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan

2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan

3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu

4. Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

 

 

 

 

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:

1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus

2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.

3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.

4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.

5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.

 

 

Popular Posts