.

.
» » » » PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG

PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG


Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :

1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.

3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.

4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.


PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN

Perlengakapan dan perbekalan dapat di kategorikan menjadi 3 bagian menurut kegiatan yang akan kita lakukan :

Perlengkapan dasar, meliputi :

Perlengkapan pergerakan:

Sepatu
-Pilih sepatu yang nyaman, tangguh, dapat melindungi dan cocok dengan aktivitas yang akan dilakukan. Bentuknya harus sesuai dengan ukuran kaki si pemakai. Sepatu yang baik harus menguntungkan bagi si pemakai dan kuat untuk pemakaian medan yang berat
-Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang melindungi alas kaki sampai mata kaki (melindungi sendi dan ujung jari kaki), dapat mencengkram pada permukaan licin dan tangguh di medan bebatuan, berkulit tebal, tidak mudah sobek apabila terkena duri dan bagian dalamnya lunak, serta masih memberikan ruang gerak bagi kaki. Bagian depannya harus keras, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terantuk batu (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang yang pada bagian depannya teramat keras karena memakai besi, selain berat, juga akan merusak jari kaki karena adanya perubahan suhu).
-Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, bentuknya biasanya bergerigi dengan dua arah, yang satu arahnya ke depan, berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan yang mendaki, yang satunya lagi mengarah ke belakang berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan menurun.
-Ada lubang ventilasi yang bersekat halus, untuk memberikan nafas pada kulit telapak kaki.
-Sepatu TNI cukup baik untuk digunakan, tetapi bagian sampingnya harus dimodifikasi dengan membuat semacam ventilasi, diberikan alas tambahan (insoles) berupa nylon tipis yang membuat lapisan udara antara kulit kaki dengan alas sepatu, sehingga sepatu nyaman dipakai tanpa dan tidak menjadi berat saat basah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Lecet, walaupun hanya luka kecil, namun sangat mengganggu perjalanan. Penyebab lecet mungkin karena sepatu yang kita gunakan kurang cocok (terlalu longgar atau sempit), kaos kaki kurang tebal ataupun sepatu yang kita kenakan masih baru dimana kulitnya masih tebal dan keras. Untuk itu peliharalah kaki kita dengan baik, sering-seringlah kita buka sepatu dan kontrol kaki, peliharalah kebersihan kaos kaki (usahakan kaos kaki kita tetap dalam keadaan kering). Yang penting kita harus mengenal sepatu yang akan kita pakai. Sepatu yang kita gunakan akan lebih baik lagi apabila telah sering kita pakai (yang masih laik pakai tentunya).
- Bersihkan kaos kaki, sepatu dan perlengkapan sepatu kita sesering mungkin.
- Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim (misalnya di dekat tungku api atau pada terik sinar matahari).
- Semirlah sepatu sewaktu-waktu dan olesi dengan semacam grease (minyak semir), agar kulitnya tetap lembut dan benangnya tidak cepat lapuk.

Kaos kaki
Yang harus diperhatikan : kaos kaki harus menyerap keringat.
Kaos kaki berguna untuk :
-Melindungi kulit kaki dari pergesekkan langsung dengan kulit sepatu atau bagian sepatu yang memungkinkan akan menimbulkan lecet / luka.
-Menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas
-Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah dingin

Untuk keperluan di atas, bahan kaos kaki sebaiknya terbuat dari katun asli atau katun campuran wool atau bahan sintesis lainnya yang cukup baik. Kaos kaki yang kita bawa harus disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya : tebalnya, panjangnya dan jumlahnya, karena mungkin kita perlu memakai lebih dari satu pasang kaos kaki. Yang paling penting adalah kita harus selalu memakai kaos kaki kering. Dalam setiap perjalanan, dianjurkan untuk selalu membawa kaos kaki cadangan. Untuk perjalanan lama yang menempuh daerah dingin, sebaiknya menggunakan kaos kaki dua lapis, bagian dalam menggunakan kaos kaki dari bahan katun sedangkan bagian luar menggunakan kaos kaki dari bahan wool.

Celana jalan
-Kuat dan lembut (tidak keras)
-Ringan
-Tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitan cukup longgar
-Praktis
-Terbuat dari bahan yang menyekat keringat
-Mudah kering, apabila basah tidak menambah berat

Untuk keperluan di atas, bahan celana sebaiknya terbuat dari katun yang cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri dan mudah kering. Contoh yang tebaik untuk jenis ini adalah celana PDL (pakaian dinas lapangan) militer atau celana loreng tentara. Bahan dari jeans sangat tidak dianjurkan, karena selain berat dan kaku, juga susah kering apabila basah terkena hujan. Pilihlah celana yang memakai ritsluiting untuk mengurangi kemungkinan pacet masuk.

Pakaian jalan
-Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
-Kuat
-Ringan
-Tidak mengganggu pergerakkan
-Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
-Praktis
-Mudah kering

Pada prinsipnya, pakaian jalan hampir sama dengan celana jalan, hanya yang perlu diperhatikan adalah saku-saku yang ada pada pakaian jalan, tidak mengganggu apabila diisi dan tertekan ransel. Bahannya sebaiknya memakai kain yang terbuat dari katun atau wool, bertangan panjang untuk melindungi kemungkinan tertusuk duri, sengatan matahari maupun binatang berbisa. Seringkali orang mempunyai pemikiran yang salah, misalnya untuk penyusuran pantai mereka memakai pakaian lengan pendek atau baju tanpa lengan, padahal itu tidak baik, karena sinar matahari akan langsung menyengat kulit, sehingga kulit menjadi rusak. Yang perlu diperhatikan lagi adalah pakaian yang kita kenakan harus selalu kering, terutama saat kita akan tidur, untuk itu sangat dianjurkan membawa pakaian cadangan.

Jas hujan / rain coat
Jas hujan yang paling ideal adalah yang tahan air dan angin, tetapi dapat mengeluarkan panas tubuh atau keringat, sehingga nyaman saat memakainya.

Topi lapangan
-Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri
-Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang
-Topi yang akan kita kenakan harus kuat dan tidak mudah sobek

Untuk keperluan di atas, terutama untuk medan gunung hutan sangat dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi jepang (yang menutup telinga dan leher). Topi rimba / topi jepang selain melindungi kepala kita dari kemungkinan cedera akibat duri, juga melindungi bagian belakang kepala kita dari curahan air hujan.
Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan, selain akan menghalangi gerak, juga kurang praktis. Topi jenis koboi cocok jika dipakai di padang rumput atau daerah yang tidak terlalu banyak semak.

Sarung tangan
-Sebaiknya terbuat dari kulit
-Bentuknya sesuai dengan tangan kita
-Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan kita

Untuk medan gunung hutan, sarung tangan berguna melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri dan dari cedera akibat terkena daun-daun yang berbahaya (daun pulus, dll) atau binatang-binatang kecil yang akan membuat tangan kita gatal. Sarung tangan wool dipilih untuk perlindungan pada cuaca dingin.

Ikat pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala tidak terlalu besar tetapi teguh, misalnya dari kulit yang tebal tapi lembut atau dari bahan sintetis lainnya. Kegunaan ikat pinggang selain untuk menjaga celana kita supaya tidak melorot, juga untuk mengaitkan alat-alat yang perlu cepat terjangkau seperti pisau, tempat air minum, tempat P3K, dll.

Ransel / Carrier / Rucksacks
-Ringan, sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan (bayangkan apabila berat ransel kosong kita 8 kg), terbuat dari bahan yang water proof, sehingga kalau hujan tidak bertambah berat, cukup melindungi isi ransel walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra dengan cara menggunakan kantung-kantung plastik untuk melindungi perlengkapan peka, seperti pakaian tidur, alat tulis, makanan kering, dll.
-Kuat, harus mampu membawa beban kita dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah sobek, jahitannya tidak mudah lepas, zipper-nya kokoh, dll.
-Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan. Untuk medan gunung hutan, tidak dianjurkan memakai ransel dengan frame di luar, selain merepotkan juga menyulitkan kita apabila melewati semak-semak. Ransel dengan frame luar cocok digunakan pada medan-medan yang datar atau medan yang tidak banyak semak-semaknya (seperti salju, padang rumput atau pantai).
-Nyaman dipakai, diajurkan memakai ransel yang ada frame-nya. Frame ini perlu agar berat beban merata keseluruhan keseimbangan tubuh, frame ini juga membuat nyaman karena adanya ventilasi antara punggung dengan ransel. Bagi ransel yang memakai frame di dalam (internal frame) mungkin perlu ditambahkan bahan yang menyerap keringat di bagian yang bersentuhan dengan punggung. Tali penyandang ransel harus kuat, cukup lebar dan empuk serta mudah di stel, juga ada tali pinggang (hip belt) untuk mengatur supaya ransel menempel dengan baik ke tubuh serta membantu pembagian berat keseimbangan.
-Praktis, kantung-kantung tambahan atau pembagian ruangnya memudahkan kita mengambil barang-barang tertentu dan mudah di lepas. Sekarang ini banyak sekali jenis ransel dalam berbagai model, ukuran, bahan serta harga yang bervariasi di toko-toko. Ketelitian dalam memilih akan sangat menentukan. Harga yang mahal belum tentu menjamin ransel yang baik, untuk itu pilihlah ransel yang sesuai dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya kita melengkapi ransel kita dengan kantong tambahan atau daypack, ini untuk memudahkan pergerakan terutama dalam perjalanan. Ketika sedang melakukan penelitian atau sering melakukan perpindahan tempat, daypack sangat membantu kita.

Kantung Tidur / Sleeping Bag
Pada malam hari, badan kita akan kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas yang dihasilkan, oleh sebab itu kita perlu dilindungi lapisan yang dapat menahan dingin dan mencegah panas tubuh keluar / hilang, salah satunya adalah dengan menggunakan sleeping bag / kantung tidur.

Matras / Alas Tidur,

sangat diperlukan supaya tubuh kita yang sudah terbungkus kantung tidur / sleeping bag, tidak langsung menyentuh tanah.

Peralatan Navigasi
Peralatan navigasi ini merupakan peralatan penting yang harus selalu kita bawa, diantaranya adalah : kompas, peta, penggaris segi tiga, busur derajat, pensil, dll.

Senter
Apabila kita kemalaman dalam perjalanan, maka senter sangat diperlukan sebagai alat penerangan, tetapi disarankan tidak melakukan perjalanan di malam hari, karena sangat berbahaya. Jangan lupa untuk membawa lampu dan batere cadangan.

Peluit
Diperlukan sebagai tanda apabila kita tersesat atau kehilangan arah.

Pisau
Pisau dan golok tebas merupakan alat bantu untuk keperluan menusuk, menyayat, memotong, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api (memotong ranting, memotong kayu tipis-tipis, dll). Ada banyak pisau yang dibuat khusus untuk keperluan tertentu walaupun tetap dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi pengembaraan. Karena itu pisau yang dibawa harus benar-benar cocok ukurannya, dapat dipercaya dan sesuai dengan keperluan kita.

Perlengkapan memasak, makan, minum.

Perlengkapan MCK.

Perlengkapan pribadi (obat-obatan, kamera dll).

Perlengkapan khusus yang di sesuaikan dengan perjalanan, meliputi :

Perlengapan penelitian (kamera, buku, dan alat-alat khusus lainya).

Perlengkapan susur sungai / pantai (perahu, dayung, pelampung dll).

Perlengkapan pendakian tebing (tali, choke, carabiner dll).

Dan lain-lain.

Perlengkapan tambahan,

Perlengkapan ini dapat di bawa atau pun tidak.

Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan, maka perlu di susun check list.

Menyusun perlengkapan dalam rangsel (PACKING).

Comfortable (nyaman), efisien, fit, selain di tentukan desain ransel yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban. Bagaimana menempatkan berat beban pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja secara efisien.

Tempatkan barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dari badan dan tempatkan barang-barang yang relatif ringan di bagian bawah.

Letakan barang yang sewaktu-waktu kita perlukan pada bagian atas atau pada kantong-kantong luar ransel.

Kelompokkan barang-barang anda dan masukan dalam kantung plastik yang tidak tembus air.

PERENCANAAN PERBEKALAN

Perencanaan perbekalan perlu mendapat perhatian khusus, yang perlu di perhatikan :

Lamanya perjalanan yang akan di lakukan.

Aktifitas yang akan kita lakukan.

Keadaan medan yang akan di hadapi.

Ada syarat yang harus di perhatikan dalam merencanakan perbekalan

 Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai, serta tidak asing di lidah.

Terhindar dari kerusakan, tahan lama, dan mudah dalam penangananya.

Sebaiknya makanan yang siap pakai atau tidak perlu di masak terlalu lama. Irit air dan bahan bakar.

Ringan dan mudah di dapat.

Murah.

Kebutuhan kalori per 100 pounds berat badan (sekitar 45 kg) :

Metabolisme basal : 1100 kalori

Aktifitas tubuh:                          kalori/jam

Jalan kaki: 2mil/jam                                       45

    3 mil/jam                                    90

    4 mil/jam                                    160

Memotong kayu / menebas                            260

Makan                                             20

Duduk(diam)                                          20

Bongkar pasang ransel, bikin camp dll              50

Menggigil                                               220

Aktifitas dinamis khusus (faktor) = 6 – 8 % dari 1 dan 2

Total kalori yang di butuhkan       = 1 + 2 + 3

 

 

 

NAVIGASI DARAT

Yang di maksud navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun di peta.

Peta

Secara umum peta di nyatakan penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang di lihat dari atas yang di perkecil atau di perbesar dengan perbandingan tertentu.

Peta Topografi

Berasal dari bahasa Yunani, topos yaitu tempat, graphos yaitu menggambar. Peta topografi memetakan tempat tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi garis-garis kontur. Dan disertakan pula berbagai keterangan untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang di petakan.

Judul Peta

Berada di bagian atas pada tengah peta, judul peta menyatakan lokasi yang di tunjukan oleh peta yang bersangkutan.

Nomor Peta

Biasanya dicantumkan di sebelah kanan atas peta, selain sebagai nomor ragistrasi dari badan pembuat. Pada bagian bawah di sertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada di sekeliling peta tersebut.

Koordinat Peta

Adalah kedudukan suatu titik pada peta, di tentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua:

 

Koordinat Geografis (Geographical Coordinate)

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan). Koordinat geografis dinyatakan dalam derajat, menit, detik.

Koordinat Grid (Grid Coordinate)

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap satu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol ada di sebelah barat Jakarta (600LU, 900BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.

Sistem grid :

Dinyatakan terhadap sumbu absis (sumbu x) dan  ordinat (sumbu y)

Lankah umun sistem grid adalah sbb:

Sebutkan objek (nama tempat tsb)

Sebutkan nomor lembar peta.

Sebutkan koordinatnya

Dalam sistem grid kita kenal pernyataan koordinat dengan:

Cara bujur sangkar.

Contoh: kita akan menyatakan koordinat kota Asmuni:

024XXXX

a. Kota Asmuni  b. Nomor lembar peta  c.Koordinat ( 3.5)

Cara empat angka

Untuk menyatakan suatu daerah yang luas (bukan titik). Caranya sama dengan yang pertama. Kita sebutkan batas kiri kemudian kanan, batas bawah kemudian atas.

Contoh:menyatakan daerah kecamatan Sadang

 

 8                                       Nomor lembar peta.

                                     Batas : 3/6/5/7 atau   5                                    Koordinat (3.6,5.7)

3

1

0  1  2  3  4  5  6  7

 

Cara enam angka

Untuk menyatakan daerah yang relatif lebih sempit.

Urutan penyebutan:

Dua angka terakhir garis barat (sumbu x).

Satu angka (kanan garis barat), lurus dengan titik yang di tentukan.

Dua angka terakhir garis selatan (sumbu y).

Satu angka (sebelah atas garis selatan) lurus dengan titik yang di tentukan.

        Sistem graticule

Graticule adalah penggambaran garis lintang dan bujur pada bidang proyeksi.

Dinyatakan terhadap lingkaran ekuator paralel dan lingkaran meridian Greenwich .

Langkah-langkah pernyataan koordinat:

Bila nomor baris > XIX berarti lintang selatan.

Bila nomor baris < XVII berarti lintang utara.

Contoh: kita akan menyatakan koordinat kampung Tomat pada nomor lembar peta 39/XXXIX C, ini berarti 39 adalah nomor kolom, XXXIX nomor baris dan C indeks peta dalam satu bagian derajat, dengan kata lain luas 10 x 10.

Gambar dalam grafis

Seperti kita ingat, bahwa satu bagian derajat lintang dan bujur di bagi menjadi tiga, maka penghitunganya sebagai berikut:

Menentukan absis terbarat peta 39/XXXIX C:

940 48’ 27.79”+                = 1070 28’ 27.79”    

940 48’ adalah batas Indonesia barat.

Menentukan absis tertimur peta 39/XXXIX C:

1070 28’ 27.79” + 10 = 107 38 27.79

Menentukan ordinat terutara peta 39/XXXIX C

Catatan : untuk angka baris yang lebih besar dari XVII (>XVII) maka hitungan harus di kurangi 60.

= 120 40’-60

= 60 40’ LS.

Ordinat ter-utara peta 39/XXXIX C

60 40’+10’ = 60 50’ LS.

        Menentukan ordinat terselatan peta 39/XXXIX C

60 50’ + 10’ = 70 LS.

Karena kita akan menentukan koordinat kampung Tomat pada peta 39/XXXIX C (dalam gambar)

 

 

 

 

 

 

 

Koordinat kampung Tomat ialah: 1070 32’ 27.79” BT,  60 53’ LS.

 

Arah peta

Pada bagian bawah biasanya terdapat arah utara peta, arah utara sebenarnya dan arah utara magnetis.

Arah utara magnetis adalah arah utara yang ditunjukkan jarum magnetis pada kompas.

Arah utara sebenarnya adalah arah yang menunjukkan arah utara bumi.

Ikhtilap peta

Adalah beda sudut antara utara sebenarnya dan utara peta, beda sudut ini terjadi karena parallel garis bujur peta menjadi garis koordinat vertikal pada peta.

Ikhtilap magnetis

Adalah beda sudut antara utara sebenarnya dan utara magnetis.

Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua macam penulisan skala peta, yaitu:

Skala angka.

Contoh:      1 : 25.000 berarti 1 cm jarak dipeta sama dengan 25.000cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.

Skala garis.

Contoh:     

0      1       2        3       4         5      6        8

 

Tiap bagian panjang blok garis pada peta tersebut mewakili jarak 1 km jarak horizontal di medan sebenarnya.

Legenda Peta

Legenda peta biasanya berada di bagian bawah peta, memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tsb. Yang penting untuk diketahui: triangulasi (titik ketinggian), jalan setapak, jalan raya, sungai, desa/pemukiman dll.

Tahun Peta

Peta topografi juga memuat tahun pembuatan peta. Semakin baru tahun pembuatan peta maka data yang disajikan lebih akurat.

Kontur

Adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik berketinggian sama dari permukaan laut.

 

 

 

 

 

 

 

 


Beberapa sifat garis kontur antara lain:

Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi. Kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah/tebing.

Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.

Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubah.

Daerah datar memiliki kontur jarang-jarang, daerah terjal memiliki kontur rapat.

Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.

Lembah terlihat dipeta sebagai rangkaian huruf “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.

Menghitung ketingian tempat.

Lihat interval kontur peta dan hitung ketinggian tempat yang ingin di ketahui. Memang ada rumus umum: interval kontur 1/2000 x skala peta., tapi rumus ini tidak selalu benar (bukan rumus baku). Dalam setiap pembuatan/salinan peta interval kontur harus di tuliskan. Sering peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 m (untuk ketinggian 750 m, 1000 m, 1250 m dst) atau setiap selang 10 kontur. Perlu di ingat, tidak ada keseragaman untuk penentuan ketebalan garis kontur.

Cara panghitungan ketinggian bila interval kontur tidak di cantumkan:

Cari dua titik berdekatan yang harga ketingianya tercantum.

Hitung selisih ketinggian antara dua titik tsb, hitung berapa kontur antar keduanya (jangan menghitung yang sama harganya bila ke dua titik terpisah oleh lembah).

Dengan mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat di hitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).

Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian itu. Bila kontur berada di bagian bawah, maka harganya lebih kecil). Hitung harga kontur terdekat tu yang merupakan kelipatan dari harga interval kontur dari harga yang telah diketahui point diatas.

Titik Triangulasi

Selain dari garis-garis kontur, kita dapat juga mengetahui tingginya suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian (titik triangulasi). Titik triangulasi  ini adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan atau topografi untuk menentukan ketinggian suatu tenpat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta.

Macam titik triangulasi:

Primer             : P.14

                        3120

Sekunder : S.75

                        1750

Tersier             : T.16

                        975

Kuartier   : Q.20

                        350

Antara             : TP.23

670

Mengenal Tanda Medan /Orientasi Medan (orienteneering)

Disamping tanda pengenal yanga terdapat pada legenda peta topografi, kita bisa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan dan mudah dikenali dipeta, yang akan kita sebut sebagai “tanda medan”. Beberapa tanda medan dapat anda baca dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus anda cari di lokasi.

Puncak gunung atau bukit, punggungan gunung. Lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan lain yag menyolok.

Lembah yang curam,sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing ditepi sungai.

Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat jelas, begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta dan sebagainya.

Di daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar dapat mendapat tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dimanfaatkan sebagai tanda medan. Pergunakan kelokan-kelokan sungai, cabang-cabang sungai, muara-muara sungai kecil.

Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta,dsb, dapat dijadikan sebagai tanda medan.

Pengertian tanda medan ini mutlak dikuasai. Akan selalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik kompas.

 

 

 

 

Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :

* Badan, tempat komponen lainnya berada

* Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.

* Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.

Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.

Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat

Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan tehnologi satelite untuk mengantikan beberapa fungsi kompas.

 

 

 

 

Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:

1. Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.

2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar

3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya

4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan

5. Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.

Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.

Resection

Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).

Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.

Langkah-langkah melakukan resection:

1.  Lakukan orientasi peta

2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah

3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).

4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.

5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.

6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

 

 

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:

1. Lakukan orientasi peta

2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.

3. Bidik obyek yang kita amati

4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta

5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta.        Lakukan langkah 1-3

6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Azimuth - Back Azimuth

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:

* Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º

* Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º

Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

 

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.

2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.

3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.

4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).

5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan

Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.

2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya

3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.

4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.

5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.

Penampang Lintasan:

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan

2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan

3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu

4. Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

 

 

 

 

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:

1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus

2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.

3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.

4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.

5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.

 

 

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya

Popular Posts