Menghadiri Ultah IGhopala Cilacap
Persiapan Diklat Mapala Stainu
Dengan tujuan agar calon angota baru mapala nantinya bisa, bila terjun lasung di lapangan atau diklat sudah mengusai materi dan siap di pratekan di lapangan, juga bekal sesudah diklat di harapkan bisa mengusai materi yang sudah di berikan. bila nantinya terjun lasung di lapangan dan bisa menerepkan kegiatan kegiatan misi mapala.
Pertemuan awal pradiklat dengan materi. Keorganisasian, survival kegiatan yang di isi oleh pendiri latoib dan angota mapala staiu sendiri. kegiatan di lakukan minggu pertama pradiklat yang di ikuti perseta calon angota baru. kalo ini calon angota baru yang mendaftar 30 mahasiswa putra putri. kegiatan awal pada tgl 25 nopember 2012. yang akan di lanjudkan materi pada 3 Desember 2012 ( Aji )
Mapala Stainu Slusur Sungai Karanggayam


Setelah kegiatan Susur curuk selesai kami mengadakan pencarian data, data yang dimaksud adalah wawancara kepada para penduduk dan Kepala Desa terkait dengan Potensi bencana, Kondisi hutan, Potensi pertanian, Potensi wisata dan peta Gunungsari. kepada Kepala Desa Gunungsari, Samingun saat dimintai keterangan oleh MAPALASTA mengatakan :
- hutan gundul ada 3 titik
- Potensi wisata ada satu, yaitu air terjun Curug Gunungsari
- juga wisata alam di hutan pinus yan begitu luas yang juga bagus di buat kegiatan out bond
- pontesi pertanian dengan pertanian singkong manis yang di buat berbagai makanan dari keripik, oyek, krekel, kerupuk dan tiwul.
- juga masih banyak lainya ter kait pertnian di sana .. data lebih lengkap di Mapala STAINU Kebumen. gambar lengkap klik apa ini:::koleksi Fotonya kawan ::

Penerimaan Calon Anggota Muda Mapalasta VI
Salam Lestari............... !!!!
Mapalasta Stainu kebumen akan mengadakan penerimaan anggota baru pendaftaran pada tanggal 12- 20 November 2012, yang akan di laksanakan pada 20 sampai 23 Desember 2012.
kegitan Pratek dan Materi Meliputi.
Mapalasta Stainu kebumen akan mengadakan penerimaan anggota baru pendaftaran pada tanggal 12- 20 November 2012, yang akan di laksanakan pada 20 sampai 23 Desember 2012.
kegitan Pratek dan Materi Meliputi.
- Manajemen perjalanan bertempat di kampus Stainu
- Mountennering meliputi
- 1. Perjalanan dari medan yang landai hingga medan yang terjal
- 2. Clibing
- 3. Hill Walking / Fell Walking
- Scrambing
- - tempat teori di kampus pratek tempat menyusul.
- Survial tempat kampus staninu, pratek kampus
- Navigasi Pemateri Kodim Kebumen, tempat kampus Stainu pratek di lapangan menyusul,
- Sar Materi di kampus pembicara Densos ( Dinas Sosial Kebumen )
- Observasi Lingkungan Matri di kampus. pembicra ... Dosen Fikria Najimtam M. SI
- Konservasi Lingkungan Materi di kampus , pembicara LIPI Kebumen
- P3k . Pemateri PMI Kebumen
Gambaran Lokasi Diksar, Tebing putih/gua petruk, sempor, Lipi Karang sambung, pegunungan paras.
ayuh daftarkan dirimu gabung besama mapala stainu kebumen, mengenal Alam dan Lingkungan lebih dekat.
Tugas Utama seseorang adalah menbantu dan menbuka jati diri dan tugas lainya menbantu orang lain menjadi kuat dan menyepurnakan dirinya sebagi pribadi yang unik. Akan melakukan yang terbaik dengan menberi semua orang kesempatan utk menyatakan perasaanya, menperlihatkan aspirasinya dan menbagi minpinya.
Saatnya kamu buktikan kepedulianmu akan lingkungan....
Jadwal Materi Menyusul bila udah daftar kan diri akan di kasih jadwal ... pra Diksar Mapla Stainu Kebumen. berapa pembicara lainya. di musawarahkan angota atau panitia.. mau tau daftarkan dirimu.
mau lihat foto klik aja ini. mau lihat video klik aja ini Video Mapla Stainu
Jadwal Materi Menyusul bila udah daftar kan diri akan di kasih jadwal ... pra Diksar Mapla Stainu Kebumen. berapa pembicara lainya. di musawarahkan angota atau panitia.. mau tau daftarkan dirimu.
mau lihat foto klik aja ini. mau lihat video klik aja ini Video Mapla Stainu
By . Aji
Obserfasi Di Tengah Hutan
Mapala Stainu Kebumen, rimbunya hutan dan sunyinya hutan menjadi tempat kegiatan mapala stainu Kebumen melakukan observasi terhadap hutan pines gunung jati yang berbatsan dengan hutan ginadong kecamatan karang gayam kebumen.
Kegiatan ini agar mapala stainu lebih dekat dan mengenal dan isinya lebih pekat dan akan tau pentingnya sebuah data di lapangan untuk di .. bawa kembali ke bescem mapala sebagi kegiatan dan laporan, kepada perguruan tinggi dan kawan kawan mahasiswa lainaya, pentingnya mengenal alam lebih dekat. mengenal pepohonan dan isi hutan belangtara yang penuh kekayaan alam melipah, data lebih lengkap di mapala stainu foto lengkapnya opservasi hutan pines kebumen
Menentukan Medan Dan Jalur Keluar dari Hutan
Mapala Stainu Kebumen_ sedang menentukan medan dengan mengunakan kompas sebagai pembuka jalur Hutan Gunung Sari, Desa Gunung Sari Kebumen dalam acara Penetapan Angota Mapala Ke V. dan Opservasi Lingkungan di hutan Pines Gunung sari Yang cukup Luas dan Medan Menantang.
Kegiatan Ini di ikuti oleh banyak wanita yang bermental keras dan tak takut berbagai medan dan binatang buas yang masih ada di hutan pines gunung sari. yang masih ada hewan raja hutan macam dan hewan lainya. medan ini jadi tantangan mapala stainu kebumen sebagi opservasi lingkungan pertama di hutan riba kebumen, dengan peserta perempuan paling banyak .Foto Lengkapnya di sini kawan klik aja
Kegiatan Malam Di Hutan Gunung Sari Kebumen
Mapala Stainu Kebumen- Kegiatan malam hari yang di lakukan oleh mapala adalah pendalam materi dan persiapan esok pagi terkait, keperluan kegiatan lapangan dan bahan opservasi medan, yang akan terjun lasung kemasyarakat terkait opservasi linkungan dan pertanian , lahan gudul, jenis kayu, sayuran dan kehidupan masyrakat kepedulian terhadapat likungan di sekitaranya... yuh ikut terus ... seperti apa .. lebih lengkap data di mapala stainu kebumen. opservasi lingkungan di gunung sari kebumen.Lebih Lengkap klik aja ini kawan Foto Kegiatan Mapala
Perjalanan Menuju Puncak Gunung Sari Kebumen
Mapala Stainu Kebumen. Menuju puncak gunung sari meneruskan agenda. yang di lepas dari Balai Desa Gunung Sari Kebmen Karang Gayam. untuk melalukan aktifitas di di pncak gunung sari yang berlokasi di atas air terjun jurug kedondong, yang di atasnya hutan pines yang cukup luas dan rimbu. juga masih banyak hewan buas seperti macam dan hewan lainya di hutan pines tersebut.
Perjalan ini cukup lumayan jauh dan terjal jalanya menuju puncak, apa lagi perjalan ini di lakukan menjelang mahrib. dan secara lasung pendakian ini akan berlasung malam hari, menuju hutan puncak gunung sari yang sangat luas dan masih berbahaya oleh manusia karean masih ada hewan liar. masih banyak aktifitas lainya ikuti terus yuh ...
Opservasi Lingkungan dan Penetapan Angota Mapala Angkatan V
Mapala STAINU Kebumen melanjutkan agendanya sebagi Mahasiswa Pencinta Alam, kali menpunyai kesempatan dan waktu terkait kegiatan terhadap lingkungan pegunungan, gunung sari karang gayam sebagi obyek yang terpilih sebagi tempat OPSERVASI dan Penetapan Angota Mapala Angaktan V.
kegiatan ini yang di buka dan di lepas oleh Puket III Satinu Kebumen bapak Mahrur Adam Maula, ia berpesan sebagi Mahasiswa punya kewajiban kuliah dan punya kewajiban untuk berbakti pada masyrakat dengan melalui sebuah Organisasi Kemahasiswaan, salah satunya MAPALA yang bergerak di bidang ALAM, agara lebih tau dan lebih riil melihat ala dan isisnya dala kehidupan masyrakat. penetapan mapala yang di ikuti 6 orang moga berjalan lancar dan sampai tujuan dan pulang kembali. sedangan Opservasi yang di ikuti 13 orang moga menbawa hasil yang di inginan utuk bisa di bawa pulang kekapus dan di kaji kembali terkait hasil opservasinya .. agar bermafaat lebih baik.
Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Pendekatan Filosofis

Kalimat yang mudah diingat dan dekat dengan kehidupan ; Cinta dan Alam.
Komunitas kalimat tersebut umumnya berasal dari segmen masyarakat yang cukup terhormat, Mahasiswa ! Serta mereka yang menghargai kebebasan dalam kehidupan dan tidak sekedar hidup. Komunitas ini lalu melembagakan kalimat tersebut dengan sebutan mahasiswa pencinta alam atau mpa (tidak sama antara mpa dan mapala).
Komunitas tersebut lalu berusaha tegak berjalan dalam jepitan waktu, pancangkan panji kelembagaan di puncak kehidupan berbangsa yang kian gersang.
Komunitas tersebut lalu berusaha tegak berjalan dalam jepitan waktu, pancangkan panji kelembagaan di puncak kehidupan berbangsa yang kian gersang.
Jelang lima dekade terakhir komunitas tersebut masih ada dan tetap seperti itu. Wajarlah jika bukan hanya masyarakat yang ajukan sejumlah tanya tetapi ironisnya komunitas tersebut pun sebenarnya tanpa sadar tenggelam dalam kebingungan : Siapa sebenarnya mereka !
Komunitas ini ada tapi tidak eksis, memiliki waktu tanpa ruang, memiliki ruang tanpa materi, memiliki materi tanpa nilai, dan seterusnya.
“Pencinta Alam”, kalimat tersebut terkesan gampangan untuk dipahami sehingga sangat murah dijadikan tiket legitimasi dalam pergaulan sosial dan politik praktis.
“Pencinta Alam”, mudah diingat sering dilupakan.
“Pencinta Alam”, terlalu dekat untuk dijangkau.
“Pencinta Alam”, terlalu dekat untuk dijangkau.
Pertanyaan dasar :
- Apa yang dimaksud dengan pencinta alam dan mahasiswa pencinta alam ?
- Bagaimana proses memahami pencinta alam dan bagaimana mahasiswa pencinta alam berproses ?
- Seperti apa tujuan manfaat pencinta alam dan mahasiswa pencinta alam ?
ada 2 (dua) pendekatan untuk dapat mengerti dan memahami arti “Pencinta Alam dan Mahasiswa Pencinta Alam”, yakni :
- Pendekatan Filosofis
- Pendekatan Historis
Pencinta Alam Pendekatan Filosofis Sandaran berpikir, bahwa :“Allah SWT telah menciptakan Alam dan Manusia”
Beberapa aspek maknawiah dari kebenaran umum diatas, antara lain :
- Penegasan eksistensi keilahian Sang Maha Pencipta
- Yang diciptakan Allah SWT ialah Alam dan Manusia
- Alam dan Manusia adalah cermin eksistensi keilahian Sang Maha Pencipta
- Alam dan Manusia menurut pandangan Allah SWT
- Alam dan Manusia merupakan relasi keterikatan tak terpisahkan
- Alam dan Manusia adalah ciptaan yang mengabdi kepada Sang Maha Pencipta
- Proses interaksi antara Manusia dan Alam senantiasa disandarkan hanya kepada Sang Maha Pencipta – Allah SWT.
Apa yang dimaksud dengan Pencinta Alam?
Cerminan interaksi antara Manusia dan Alam inilah yang diejawantahkan dalam suatu kata / kalimat / istilah, yakni : Pencinta Alam.
Secara filosofis, Pencinta Alam hanyalah suatu istilah ekspresif dari hubungan Manusia dan Alam sebagai suatu sistem yang tunduk bersandar kepada Sang Maha Pencipta – Allah SWT.
Cerminan interaksi antara Manusia dan Alam inilah yang diejawantahkan dalam suatu kata / kalimat / istilah, yakni : Pencinta Alam.
Secara filosofis, Pencinta Alam hanyalah suatu istilah ekspresif dari hubungan Manusia dan Alam sebagai suatu sistem yang tunduk bersandar kepada Sang Maha Pencipta – Allah SWT.
Secara operasional, Pencinta Alam merupakan suatu statement tentang pentingnya menjaga keharmonisan hubungan antara Manusia dan Alam yang beralaskan kesadaran dan kecintaan.
Aplikatif, “Pencinta Alam” menjadi suatu konsepsi atau pun metode edukatif yang efektif dalam proses pembelajaran dan peningkatan kualitas diri manusia.
Aplikatif, “Pencinta Alam” menjadi suatu konsepsi atau pun metode edukatif yang efektif dalam proses pembelajaran dan peningkatan kualitas diri manusia.
Kekeliruan dalam memahami “Pencinta Alam” selama ini terletak pada pendekatan gramatikal (“Pencinta = subjek, orang yang mencintai; “Alam” = Objek, yang dicintai; sehingga “Pencinta Alam = kumpulan orang – orang yang mencintai dan peduli terhadap alam).
Kekeliruan diatas adalah gambaran kekacauan dalam berpikir yang akhirnya bermuara pada anggapan bahwa “Pencinta Alam” merupakan suatu bakat / minat / hobbi / profesi serta terjebak dalam diskusi huruf “N”, dan menjadi sempurna saat tidak mampu membedakan antara “Pencinta Alam” dan “Petualangan”.
Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Pendekatan Filosofis
Mahasiswa Pencinta Alam merupakan organisasi kemahasiswaan yang berkedudukan dalam suatu intitusi pendidikan tinggi yang dibentuk sebagai wadah pendidikan kepencintaalaman.
Mahasiswa Pencinta Alam merupakan organisasi kemahasiswaan yang berkedudukan dalam suatu intitusi pendidikan tinggi yang dibentuk sebagai wadah pendidikan kepencintaalaman.
Dalam penyelenggaraanya diharapkan dapat menyampaikan secara tepat hal – hal yang dimaksud dengan pendidikan kepencintaalaaman.
Secara filosofis ketika “Pencinta Alam” dilembagakan (mpa = mahasiswa pencinta alam ; kpa = kelompok pencinta alam) akan berpotensi untuk mengenyampingkan nilai kepencintaalaman dalam pencapaian tujuan politik kelembagaannya.
Bagaimana proses memahami Pencinta Alam?
Prosesnya : Pendidikan dan Belajar !
Syarat sesuatu dapat dikatakan mengandung unsur “Pendidikan”, jika dalam prosesnya mennyampaikan nilai – nilai dasar kemanusiaan.
Manusia terlahir sebagai pembelajar, tetapi setelah manusia beranjak besar menjadi enggan untuk belajar.
Belajar merupakan proses keilmuan diri dan kedirian ilmu;
dan tidak tinggi hati merupakan syarat dasar dalam proses belajar;
sehingga tujuan belajar agar dapat membedakan hal baik dan hal buruk dapat tercapai.
Cara belajar yang terbaik bagi komunitas pencinta alam ialah berkunjung ke Alam Bebas (bahkan ini menjadi semacam hukum dasar).
Prosesnya : Pendidikan dan Belajar !
Syarat sesuatu dapat dikatakan mengandung unsur “Pendidikan”, jika dalam prosesnya mennyampaikan nilai – nilai dasar kemanusiaan.
Manusia terlahir sebagai pembelajar, tetapi setelah manusia beranjak besar menjadi enggan untuk belajar.
Belajar merupakan proses keilmuan diri dan kedirian ilmu;
dan tidak tinggi hati merupakan syarat dasar dalam proses belajar;
sehingga tujuan belajar agar dapat membedakan hal baik dan hal buruk dapat tercapai.
Cara belajar yang terbaik bagi komunitas pencinta alam ialah berkunjung ke Alam Bebas (bahkan ini menjadi semacam hukum dasar).
Pada dasarnya Alam Bebas itu tidak nyata.
Alam Bebas hanya ada dalam bentuk wacana dan mimpi manusia.
Alam Bebas hanya ada dalam bentuk wacana dan mimpi manusia.
Alam Bebas merupakan suatu dimensi yang terbuka bagi siapa saja dan memberikan kebebasan kepada siapa saja yang mengunjunginya.
Proses masuk berkunjung / beraktivitas di alam bebas itulah yang disebut Petualangan, yakni; Suatu tindakan memasuki dimensi ketidaktahuan, penuh misteri dan sarat kejutan atau hal – hal yang tidak terduga.
Kedudukan “Pencinta Alam” sangat berbeda dengan “Petualangan”, tetapi memiliki keterkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan.
Komunitas “Pencinta Alam” dalam prosesnya akan melakukan aktivitas petualangan atau dengan kata lain, bahwa;
Tidaklah sama kedudukan komunitas Pencinta Alam mendaki gunung dengan pendaki gunung mendaki gunung.
Proses masuk berkunjung / beraktivitas di alam bebas itulah yang disebut Petualangan, yakni; Suatu tindakan memasuki dimensi ketidaktahuan, penuh misteri dan sarat kejutan atau hal – hal yang tidak terduga.
Kedudukan “Pencinta Alam” sangat berbeda dengan “Petualangan”, tetapi memiliki keterkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan.
Komunitas “Pencinta Alam” dalam prosesnya akan melakukan aktivitas petualangan atau dengan kata lain, bahwa;
Tidaklah sama kedudukan komunitas Pencinta Alam mendaki gunung dengan pendaki gunung mendaki gunung.
Tujuan manfaat Pencinta Alam
- Membangun pemahaman yang dalam terhadap hubungan Sang Maha Pencipta Allah SWT – Manusia – Alam.
- Membangun pemahaman yang kokoh terhadap konsepsi Alam dan Manusia.
- Membangun kesadaran terhadap fungsi dan kedudukan sebagai Manusia.
Pencinta Alam Pendekatan Historis
Sisi sejarah “Pencinta Alam” erat terkait pada perjalanan sejarah mpa (mahasiswa pencinta alam) dengan sandaran berpikir, bahwa : “Istilah Pencinta Alam”secara resmi dikenal melalui organisasi mahasiswa pencinta alam”
Sisi sejarah “Pencinta Alam” erat terkait pada perjalanan sejarah mpa (mahasiswa pencinta alam) dengan sandaran berpikir, bahwa : “Istilah Pencinta Alam”secara resmi dikenal melalui organisasi mahasiswa pencinta alam”
Indonesia era tahun 1960-an;
Merupakan salah satu era transisi dalam berbangsa. yang sangat mempengaruhi alam pemikran masyarakat Indonesia.
Perekonomian hancur, angka kemiskinan sangat tinggi, korupsi merajalela, kedaulatan NKRI belum tuntas, trikora dicanangkan untuk membebaskan Irian Barat, suhu politik memanas, Badan kepanduan Indonesia menjadi Pramuka, Pencetusan kelahiran WANADRI – Perhimpunan pendaki gunung dan penjelajah rimba (suatu organisasi kepetualangan), kemunculan angkatan 66, G30SPKI dan Supersemar serta kejatuhan orde lama, dll dst.
Merupakan salah satu era transisi dalam berbangsa. yang sangat mempengaruhi alam pemikran masyarakat Indonesia.
Perekonomian hancur, angka kemiskinan sangat tinggi, korupsi merajalela, kedaulatan NKRI belum tuntas, trikora dicanangkan untuk membebaskan Irian Barat, suhu politik memanas, Badan kepanduan Indonesia menjadi Pramuka, Pencetusan kelahiran WANADRI – Perhimpunan pendaki gunung dan penjelajah rimba (suatu organisasi kepetualangan), kemunculan angkatan 66, G30SPKI dan Supersemar serta kejatuhan orde lama, dll dst.
Ditengah buruknya cuaca Ipoleksosbud di Indonesia pada sat itu, perlahan nan pasti, tumbuhlah pohon pencinta alam yang kini telah menjadi ribuan pohon dengan aneka rasa buah warna dan dedaunan. Pohon – pohon tersebut senantiasa tumbuh dan berkembang; karena cinta adalah anugerah Illahi yang selalu hadir di sembilan alamnya.
Aliran kecil jejak sejarah pertumbuhan pohon tersebut berawal dari Fakultas Sastera Universitas Indonesia (FSUI), kampus Salemba Jakarta, melalui sebuah kelompok kecil (small group) bernama FM atau Fakir Miskin yang dipelopori oleh Soe Hok Gie.
Masuk kampus dengan pakaian compang camping dan bertelanjang kaki merupakan gambaran penampilan teatretikal anggota FM untuk mengekspresikan keadaan masyarakat Indonesia yang sangat miskin .
Pucuk kegelisahan FM terhadap keadaan akan dinyatakan dalam aksi demonstrasi untuk menyampaikan pemikiran yang cerdas dan Indonesialis.
Untuk menjaga kemurnian perjuangan FM dilakukan dengan cara Mendaki Gunung; Bagi mereka ke gunung merupakan suatu upaya untuk membersihkan diri dan membuka cakrawala berpikir.
Soe Hok Gie, seorang Tionghoa nasionalis dan salah seorang tokoh pergerakan mahasiswa Indonesia, melalui pemikiran inspiratif bersama sejumlah mahasiswa FSUI, pada penghujung tahun 1964 membentuk wadah membentuk wadah perjuangan yang diberi nama IMPALA (Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam) FSUI.
Pada tahun 1970, langsung atau tidak langsung, sosok Soe Hok Gie ikut memberi jiwa dalam penyatuan small group dan membentuk wadah yang selanjutnya dikenal dengan MAPALA – UI.
Small group yang dimaksud merupakan kelompok – kelompok pergerakan perjuangan mahasiswa yang warna kegiatannya menyatukan fungsi mahasiswa sebagai social controle dan kegiatan kepetualangan;
Substansinya tidak berada pada tataran nama small group yang harus memiliki nuansa inisial cinta dan alam tetapi lebih kepada tujuan manfaat dalam konteks berbangsa dan bertanah air.
Substansinya tidak berada pada tataran nama small group yang harus memiliki nuansa inisial cinta dan alam tetapi lebih kepada tujuan manfaat dalam konteks berbangsa dan bertanah air.
Kelompok apa saja yang menggunakan inisial bernuansa pencinta alam di Universitas Indonesia saat itu, bukan menjadi titik keistimewaan karena lebih internalistik dan belum “layak jual”, sehingga hanya melalui nama MAPALA – UI, jejak sejarah diperkenalkannya secara resmi istilah “Pencinta Alam”, menjadi lebih jelas, rasional dan berkekuatan hukum ( MAPALA – UI organisasi legal formal dan bukan small group).
Meskipun kehadiran nama MAPALA – UI terjadi pada tahun 1970 tetapi tahun kelahiran organisasi tersebut tidak mengacu pada tahun tahun 1970. Hal ini memberikan indikasi tentang adanya pertimbangan politik strategis yang jauh kedepan.
Untuk itu dapat ditegaskan bahwa :
- Istilah “Pencinta Alam” untuk pertama kali secara resmi diperkenalkan oleh organisasi MAPALA – UI pada tahun 1970.
- Penyampaian istilah tersebut tidak diikuti dengan suatu penjelasan yang mendalam dan universal sesuai kaidah keilmuan dan filosofis.
Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Pendekatan Historis
Bersandar pada pertimbangan tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa :
Bersandar pada pertimbangan tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa :
- Nama organisasi kepencintaalaman dengan akronim MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam) untuk pertama kali diperkenalkan oleh MAPALA – UI.
- Situasi kehidupan IPOLEKSOSBUD bangsa dan Negara pada era tersebut ikut mempengaruhi warna dan proses kelahiran MAPALA – UI.
- Landasan perjuangan MPA (Mahasiswa Pencinta Alam) telah dipersiapkan oleh SOE HOK GIE (1969), sebagai berikut :
Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami
Kami katakan bahwa :
Kami adalah manusia – manusia yang tidak percaya pada slogan Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan – slogan Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itu Kami naik gunung”
Statement diatas disampaikan Soe Hok Gie melalui sebuah media cetak nasional, usai melakukan pendakian di gunung Slamet tahun 1969;
Statement tersebut adalah cermin tingkat kesadaran dan kecerdasan Soe Hok Gie sebagai seorang mahasiswa pencinta alam dalam berbangsa dan bernegara.
Soe Hok Gie telah menjawab mengapa mahasiswa pencinta alam mendaki gunung serta meletakkan visi mahasiswa pencinta alam (mpa) Indonesia.
Melalui statement Soe Hok Gie tersebut, tersirat menjadi contoh bagaimana menjadi mahasiswa pencinta alam yang sebenarnya, terutama dalam konteks psikologis, berbudaya, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Statement tersebut adalah cermin tingkat kesadaran dan kecerdasan Soe Hok Gie sebagai seorang mahasiswa pencinta alam dalam berbangsa dan bernegara.
Soe Hok Gie telah menjawab mengapa mahasiswa pencinta alam mendaki gunung serta meletakkan visi mahasiswa pencinta alam (mpa) Indonesia.
Melalui statement Soe Hok Gie tersebut, tersirat menjadi contoh bagaimana menjadi mahasiswa pencinta alam yang sebenarnya, terutama dalam konteks psikologis, berbudaya, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh : Nevy Jamest
Mahasiswa Pecinta Alam Seperti apa yang ideal?
Hidup
adalah soal keberanian. Keberanian menghadapi tanda tanya tanpa kita bisa
mengerti, tanpa kita bisa mengelak. Terimalah dan Hadapilah (Soe Hok Gie).
Idealisme
MAPALA
Menurut
saya Tidak ada patokan yang ideal untuk menjadi mahasiswa pecinta alam,
kekuatan fisik, skill yang tinggi, atau gaya khas pecinta alam itu semua
bukanlah semata tolok ukur seorang mahasiswa pecinta alam. Menurut saya hanya
ada satu syarat untuk menjadi pecinta alam, dari syarat tersebut akan berimbas
pada pembentukan karakter kita secara keseluruhan sebagai pecinta alam, syarat
tersebut adalah berani, bukan berani untuk menaiki gunung, memanjat tebing,
menjelajahi hutan atau mengarungi sungai, tapi berani untuk mau mencintai alam!
Dari
berani untuk mau mencintai alam maka kita akan berani untuk mengenal alam, dari
mengenal alam kita akan tahu dan memahami alam, dari memahami alam kita akan
tahu betapa kita (manusia) tidak bisa dilepaskan dari alam, dari pengetahuan
tersebut akan muncul rasa cinta kita terhadap alam, dan dari rasa cinta
terhadap alam maka akan muncul konsekuensi untuk menjaganya.
Tidak
mudah memang untuk menjadi seorang pecinta alam apalagi dengan status
mahasiswa, karena mahasiswa dianggap lebih intelektual dari mereka yang mungkin
tidak berkesempatan untuk menikmati bangku kuliah, lebih ekspresif dan reaktif
daripada mereka yang mungkin tidak mendapatkan akses layaknya mahasiswa.
Terlebih lagi sebagai seorang MAPALA kita dituntut untuk bisa menjaga moral dan
etika kita terhadap alam sebagai konsekuensi nama yang kita sandang. Mahasiswa
pecinta alam bukanlah mahasiswa penikmat alam (walaupun mereka menganggap diri
mereka sebagai pecinta alam) yang apabila mengunjungi suatu tempat tertentu di
alam selalu mencantumkan identitas mereka dengan coretan di batu, tembok, atau
sayatan di pohon. Yang hanya peduli pada ego mereka dengan membuang sampah di
sembarang tempat dan hanya diam ketika tahu bahwa alam disekitar mereka rusak.
Mahasiswa
pecinta alam juga bukanlah mahasiswa penakluk alam (walaupun mereka juga
menyebut dirinya sebagai pecinta alam) yang dengan egonya selalu tertantang
untuk menaklukkan kondisi alam tertentu, seraya dengan bangga menceritakan
tempat-tempat yang pernah ditaklukkannya.
Bagi
pecinta alam sejati, alam adalah sebuah rahasia atau misteri.
Sebuah
coretan di Gunung Lawu baru-baru ini mengatakan, “Jangan menjadikan alam
tantangan”. Bisa jadi ada benarnya. Semakin pecinta alam merasa bahwa alam
adalah tantangan maka semakin alam menjadi seperti musuh yang harus
ditaklukkan. Padahal, alam bukan musuh. Alam itu seperti garbha grha di sebuah
candi. Ibarat rahim ibu, tempat kita lahir. Di dalamnya termaktub rahasia
kehidupan, sejak asal mula, sampai kepada kematian. Bagaimana kita mengetahui
rahasianya selain menceburkan diri dan mencintainya? Inilah hakekat pecinta
alam sejati.
Kesimpulannya
adalah bahwa manusia tidak bisa dilepaskan dari alam, alam itu netral, alam
adalah reflektor pasif yang menunjukkan bagaimana perilaku kita terhadapnya.
Mahasiswa pecinta alam adalah mahasiswa yang sadar akan kapasitasnya dalam
berpartisipasi sebagai mahluk hidup yang hidup di alam. Mencintai alam berarti
sadar akan konsekuensi atas rasa cintanya terhadap alam. Alam tidak hanya untuk
dinikmati, alam juga bukan untuk ditaklukkan. Dalam upaya mencintai alam
dibutuhkan keberanian dan kemauan.
Salam Rimba...
Kode Etik Pecinta Alam Indonesia
“PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM
BESERTA ISINYA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA“
“PECINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INDONESIA SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN, BANGSA DAN TANAH AIR”
”PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA PECINTA ALAM ADALAH SEBAGAI MAKHLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA“
Sesuai dengan hakekat diatas kami dengan kesadaran menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.
3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.
7. Selesai.
Disyahkan
bersama dalam Gladian Nasional ke-4 Ujung Pandang, 1974
PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan
antara lain :
1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan
tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata
sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani
mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan
tentang alat pendakian dan sebagainya.
3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik
yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik.
Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.
4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari
masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus
kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri
bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan
pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita
lakukan.
PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN
Perlengakapan dan perbekalan dapat di
kategorikan menjadi 3 bagian menurut kegiatan yang akan kita lakukan :
Perlengkapan dasar, meliputi :
Perlengkapan pergerakan:
Sepatu
-Pilih sepatu yang nyaman, tangguh, dapat melindungi dan cocok dengan aktivitas
yang akan dilakukan. Bentuknya harus sesuai dengan ukuran kaki si pemakai.
Sepatu yang baik harus menguntungkan bagi si pemakai dan kuat untuk pemakaian
medan yang berat
-Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang melindungi alas kaki sampai
mata kaki (melindungi sendi dan ujung jari kaki), dapat mencengkram pada
permukaan licin dan tangguh di medan bebatuan, berkulit tebal, tidak mudah
sobek apabila terkena duri dan bagian dalamnya lunak, serta masih memberikan
ruang gerak bagi kaki. Bagian depannya harus keras, untuk melindungi ujung jari
kaki apabila terantuk batu (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang
yang pada bagian depannya teramat keras karena memakai besi, selain berat, juga
akan merusak jari kaki karena adanya perubahan suhu).
-Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, bentuknya
biasanya bergerigi dengan dua arah, yang satu arahnya ke depan, berguna untuk
memberikan pijakan yang kuat pada medan yang mendaki, yang satunya lagi
mengarah ke belakang berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan
menurun.
-Ada lubang ventilasi yang bersekat halus, untuk memberikan nafas pada kulit telapak
kaki.
-Sepatu TNI cukup baik untuk digunakan, tetapi bagian sampingnya harus
dimodifikasi dengan membuat semacam ventilasi, diberikan alas tambahan
(insoles) berupa nylon tipis yang membuat lapisan udara antara kulit kaki
dengan alas sepatu, sehingga sepatu nyaman dipakai tanpa dan tidak menjadi
berat saat basah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Lecet, walaupun hanya luka kecil, namun sangat mengganggu perjalanan.
Penyebab lecet mungkin karena sepatu yang kita gunakan kurang cocok (terlalu longgar
atau sempit), kaos kaki kurang tebal ataupun sepatu yang kita kenakan masih
baru dimana kulitnya masih tebal dan keras. Untuk itu peliharalah kaki kita
dengan baik, sering-seringlah kita buka sepatu dan kontrol kaki, peliharalah
kebersihan kaos kaki (usahakan kaos kaki kita tetap dalam keadaan kering). Yang
penting kita harus mengenal sepatu yang akan kita pakai. Sepatu yang kita
gunakan akan lebih baik lagi apabila telah sering kita pakai (yang masih laik
pakai tentunya).
- Bersihkan kaos kaki, sepatu dan perlengkapan sepatu kita sesering mungkin.
- Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim (misalnya di dekat tungku
api atau pada terik sinar matahari).
- Semirlah sepatu sewaktu-waktu dan olesi dengan semacam grease (minyak semir),
agar kulitnya tetap lembut dan benangnya tidak cepat lapuk.
Kaos kaki
Yang harus diperhatikan : kaos kaki harus menyerap keringat.
Kaos kaki berguna untuk :
-Melindungi kulit kaki dari pergesekkan langsung dengan kulit sepatu atau
bagian sepatu yang memungkinkan akan menimbulkan lecet / luka.
-Menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas
-Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah dingin
Untuk keperluan di atas, bahan kaos kaki
sebaiknya terbuat dari katun asli atau katun campuran wool atau bahan sintesis
lainnya yang cukup baik. Kaos kaki yang kita bawa harus disesuaikan dengan
kebutuhannya, misalnya : tebalnya, panjangnya dan jumlahnya, karena mungkin
kita perlu memakai lebih dari satu pasang kaos kaki. Yang paling penting adalah
kita harus selalu memakai kaos kaki kering. Dalam setiap perjalanan, dianjurkan
untuk selalu membawa kaos kaki cadangan. Untuk perjalanan lama yang menempuh
daerah dingin, sebaiknya menggunakan kaos kaki dua lapis, bagian dalam
menggunakan kaos kaki dari bahan katun sedangkan bagian luar menggunakan kaos
kaki dari bahan wool.
Celana jalan
-Kuat dan lembut (tidak keras)
-Ringan
-Tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitan cukup longgar
-Praktis
-Terbuat dari bahan yang menyekat keringat
-Mudah kering, apabila basah tidak menambah berat
Untuk keperluan di atas, bahan celana
sebaiknya terbuat dari katun yang cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri
dan mudah kering. Contoh yang tebaik untuk jenis ini adalah celana PDL (pakaian
dinas lapangan) militer atau celana loreng tentara. Bahan dari jeans sangat
tidak dianjurkan, karena selain berat dan kaku, juga susah kering apabila basah
terkena hujan. Pilihlah celana yang memakai ritsluiting untuk mengurangi
kemungkinan pacet masuk.
Pakaian jalan
-Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
-Kuat
-Ringan
-Tidak mengganggu pergerakkan
-Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
-Praktis
-Mudah kering
Pada prinsipnya, pakaian jalan hampir sama
dengan celana jalan, hanya yang perlu diperhatikan adalah saku-saku yang ada
pada pakaian jalan, tidak mengganggu apabila diisi dan tertekan ransel.
Bahannya sebaiknya memakai kain yang terbuat dari katun atau wool, bertangan
panjang untuk melindungi kemungkinan tertusuk duri, sengatan matahari maupun
binatang berbisa. Seringkali orang mempunyai pemikiran yang salah, misalnya
untuk penyusuran pantai mereka memakai pakaian lengan pendek atau baju tanpa
lengan, padahal itu tidak baik, karena sinar matahari akan langsung menyengat
kulit, sehingga kulit menjadi rusak. Yang perlu diperhatikan lagi adalah
pakaian yang kita kenakan harus selalu kering, terutama saat kita akan tidur,
untuk itu sangat dianjurkan membawa pakaian cadangan.
Jas hujan / rain coat
Jas hujan yang paling ideal adalah yang tahan air dan angin, tetapi dapat
mengeluarkan panas tubuh atau keringat, sehingga nyaman saat memakainya.
Topi lapangan
-Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri
-Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang
-Topi yang akan kita kenakan harus kuat dan tidak mudah sobek
Untuk keperluan di atas, terutama untuk
medan gunung hutan sangat dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi
jepang (yang menutup telinga dan leher). Topi rimba / topi jepang selain
melindungi kepala kita dari kemungkinan cedera akibat duri, juga melindungi
bagian belakang kepala kita dari curahan air hujan.
Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan, selain akan
menghalangi gerak, juga kurang praktis. Topi jenis koboi cocok jika dipakai di
padang rumput atau daerah yang tidak terlalu banyak semak.
Sarung tangan
-Sebaiknya terbuat dari kulit
-Bentuknya sesuai dengan tangan kita
-Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan kita
Untuk medan gunung hutan, sarung tangan
berguna melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri dan dari cedera akibat
terkena daun-daun yang berbahaya (daun pulus, dll) atau binatang-binatang kecil
yang akan membuat tangan kita gatal. Sarung tangan wool dipilih untuk
perlindungan pada cuaca dingin.
Ikat pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala tidak terlalu besar
tetapi teguh, misalnya dari kulit yang tebal tapi lembut atau dari bahan
sintetis lainnya. Kegunaan ikat pinggang selain untuk menjaga celana kita
supaya tidak melorot, juga untuk mengaitkan alat-alat yang perlu cepat
terjangkau seperti pisau, tempat air minum, tempat P3K, dll.
Ransel / Carrier / Rucksacks
-Ringan, sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan
(bayangkan apabila berat ransel kosong kita 8 kg), terbuat dari bahan yang
water proof, sehingga kalau hujan tidak bertambah berat, cukup melindungi isi
ransel walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra dengan cara
menggunakan kantung-kantung plastik untuk melindungi perlengkapan peka, seperti
pakaian tidur, alat tulis, makanan kering, dll.
-Kuat, harus mampu membawa beban kita dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak
mudah sobek, jahitannya tidak mudah lepas, zipper-nya kokoh, dll.
-Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan. Untuk medan gunung hutan, tidak
dianjurkan memakai ransel dengan frame di luar, selain merepotkan juga
menyulitkan kita apabila melewati semak-semak. Ransel dengan frame luar cocok
digunakan pada medan-medan yang datar atau medan yang tidak banyak
semak-semaknya (seperti salju, padang rumput atau pantai).
-Nyaman dipakai, diajurkan memakai ransel yang ada frame-nya. Frame ini perlu
agar berat beban merata keseluruhan keseimbangan tubuh, frame ini juga membuat
nyaman karena adanya ventilasi antara punggung dengan ransel. Bagi ransel yang
memakai frame di dalam (internal frame) mungkin perlu ditambahkan bahan yang
menyerap keringat di bagian yang bersentuhan dengan punggung. Tali penyandang
ransel harus kuat, cukup lebar dan empuk serta mudah di stel, juga ada tali
pinggang (hip belt) untuk mengatur supaya ransel menempel dengan baik ke tubuh serta
membantu pembagian berat keseimbangan.
-Praktis, kantung-kantung tambahan atau pembagian ruangnya memudahkan kita
mengambil barang-barang tertentu dan mudah di lepas. Sekarang ini banyak sekali
jenis ransel dalam berbagai model, ukuran, bahan serta harga yang bervariasi di
toko-toko. Ketelitian dalam memilih akan sangat menentukan. Harga yang mahal
belum tentu menjamin ransel yang baik, untuk itu pilihlah ransel yang sesuai
dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya kita melengkapi
ransel kita dengan kantong tambahan atau daypack, ini untuk memudahkan
pergerakan terutama dalam perjalanan. Ketika sedang melakukan penelitian atau
sering melakukan perpindahan tempat, daypack sangat membantu kita.
Kantung Tidur / Sleeping Bag
Pada malam hari, badan kita akan kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas
yang dihasilkan, oleh sebab itu kita perlu dilindungi lapisan yang dapat
menahan dingin dan mencegah panas tubuh keluar / hilang, salah satunya adalah
dengan menggunakan sleeping bag / kantung tidur.
Matras / Alas Tidur,
sangat diperlukan supaya tubuh kita yang
sudah terbungkus kantung tidur / sleeping bag, tidak langsung menyentuh tanah.
Peralatan Navigasi
Peralatan navigasi ini merupakan peralatan penting yang harus selalu kita bawa,
diantaranya adalah : kompas, peta, penggaris segi tiga, busur derajat, pensil,
dll.
Senter
Apabila kita kemalaman dalam perjalanan, maka senter sangat diperlukan sebagai
alat penerangan, tetapi disarankan tidak melakukan perjalanan di malam hari,
karena sangat berbahaya. Jangan lupa untuk membawa lampu dan batere cadangan.
Peluit
Diperlukan sebagai tanda apabila kita tersesat atau kehilangan arah.
Pisau
Pisau dan golok tebas merupakan alat bantu untuk keperluan menusuk, menyayat,
memotong, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api
(memotong ranting, memotong kayu tipis-tipis, dll). Ada banyak pisau yang
dibuat khusus untuk keperluan tertentu walaupun tetap dapat digunakan untuk
keperluan lainnya. Pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi
pengembaraan. Karena itu pisau yang dibawa harus benar-benar cocok ukurannya,
dapat dipercaya dan sesuai dengan keperluan kita.
Perlengkapan memasak, makan, minum.
Perlengkapan MCK.
Perlengkapan pribadi (obat-obatan, kamera
dll).
Perlengkapan khusus yang di sesuaikan
dengan perjalanan, meliputi :
Perlengapan penelitian (kamera, buku, dan
alat-alat khusus lainya).
Perlengkapan susur sungai / pantai
(perahu, dayung, pelampung dll).
Perlengkapan pendakian tebing (tali, choke,
carabiner dll).
Dan lain-lain.
Perlengkapan tambahan,
Perlengkapan ini dapat di bawa atau pun
tidak.
Mengingat pentingnya penyusunan
perlengkapan, maka perlu di susun check list.
Menyusun perlengkapan dalam rangsel (PACKING).
Comfortable (nyaman), efisien, fit, selain di tentukan desain
ransel yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban. Bagaimana menempatkan
berat beban pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja secara
efisien.
Tempatkan barang yang lebih berat setinggi
dan sedekat mungkin dari badan dan tempatkan barang-barang yang relatif ringan
di bagian bawah.
Letakan barang yang sewaktu-waktu kita
perlukan pada bagian atas atau pada kantong-kantong luar ransel.
Kelompokkan barang-barang anda dan masukan
dalam kantung plastik yang tidak tembus air.
PERENCANAAN PERBEKALAN
Perencanaan perbekalan perlu mendapat
perhatian khusus, yang perlu di perhatikan :
Lamanya perjalanan yang akan di lakukan.
Aktifitas yang akan kita lakukan.
Keadaan medan yang akan di hadapi.
Ada syarat yang harus di perhatikan dalam
merencanakan perbekalan
Cukup
mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai, serta tidak asing
di lidah.
Terhindar dari kerusakan, tahan lama, dan
mudah dalam penangananya.
Sebaiknya makanan yang siap pakai atau
tidak perlu di masak terlalu lama. Irit air dan bahan bakar.
Ringan dan mudah di dapat.
Murah.
Kebutuhan kalori per 100 pounds berat
badan (sekitar 45 kg) :
Metabolisme basal : 1100 kalori
Aktifitas tubuh: kalori/jam
Jalan kaki: 2mil/jam 45
3 mil/jam 90
4 mil/jam 160
Memotong kayu / menebas 260
Makan 20
Duduk(diam) 20
Bongkar pasang ransel, bikin camp dll 50
Menggigil 220
Aktifitas dinamis khusus (faktor) = 6 – 8
% dari 1 dan 2
Total kalori yang di butuhkan = 1 + 2 + 3
NAVIGASI DARAT
Yang di maksud navigasi darat adalah
penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun di peta.
Peta
Secara umum peta di nyatakan penggambaran
dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang
di lihat dari atas yang di perkecil atau di perbesar dengan perbandingan
tertentu.
Peta Topografi
Berasal dari bahasa Yunani, topos
yaitu tempat, graphos yaitu menggambar. Peta topografi memetakan tempat
tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi
garis-garis kontur. Dan disertakan pula berbagai keterangan untuk mengetahui
secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang di petakan.
Judul Peta
Berada di bagian atas pada tengah peta,
judul peta menyatakan lokasi yang di tunjukan oleh peta yang bersangkutan.
Nomor Peta
Biasanya dicantumkan di sebelah kanan atas
peta, selain sebagai nomor ragistrasi dari badan pembuat. Pada bagian bawah di
sertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada di
sekeliling peta tersebut.
Koordinat Peta
Adalah kedudukan suatu titik pada peta, di
tentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling
berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua:
Koordinat Geografis (Geographical
Coordinate)
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur
(bujur barat dan bujur timur) dan garis lintang (lintang utara dan lintang
selatan). Koordinat geografis dinyatakan dalam derajat, menit, detik.
Koordinat Grid (Grid Coordinate)
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu
titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap satu titik acuan. Untuk wilayah
Indonesia titik acuan nol ada di sebelah barat Jakarta (600LU, 900BT).
Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara sedangkan garis
horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Sistem grid :
Dinyatakan terhadap sumbu absis (sumbu x)
dan ordinat (sumbu y)
Lankah umun sistem grid adalah sbb:
Sebutkan objek (nama tempat tsb)
Sebutkan nomor lembar peta.
Sebutkan koordinatnya
Dalam sistem grid kita kenal pernyataan
koordinat dengan:
Cara bujur sangkar.
Contoh: kita akan menyatakan koordinat
kota Asmuni:
024XXXX
024XXXX
|
a. Kota Asmuni b. Nomor lembar peta c.Koordinat ( 3.5)
Cara empat angka
Untuk menyatakan suatu daerah yang luas
(bukan titik). Caranya sama dengan yang pertama. Kita sebutkan batas kiri
kemudian kanan, batas bawah kemudian atas.
Contoh:menyatakan daerah kecamatan Sadang
8
Nomor lembar peta.
Batas :
3/6/5/7 atau 5 Koordinat (3.6,5.7)
3
1
0
1 2 3
4 5 6 7
Cara enam angka
Untuk menyatakan daerah yang relatif lebih
sempit.
Urutan penyebutan:
Dua angka terakhir garis barat (sumbu x).
Satu angka (kanan garis barat), lurus
dengan titik yang di tentukan.
Dua angka terakhir garis selatan (sumbu y).
Satu angka (sebelah atas garis selatan)
lurus dengan titik yang di tentukan.
Sistem
graticule
Graticule adalah penggambaran garis lintang dan bujur pada
bidang proyeksi.
Dinyatakan terhadap lingkaran ekuator
paralel dan lingkaran meridian Greenwich .
Langkah-langkah pernyataan koordinat:
Bila nomor baris > XIX berarti lintang
selatan.
Bila nomor baris < XVII berarti lintang
utara.
Contoh: kita akan menyatakan koordinat
kampung Tomat pada nomor lembar peta 39/XXXIX C, ini berarti 39 adalah nomor
kolom, XXXIX nomor baris dan C indeks peta dalam satu bagian derajat, dengan
kata lain luas 10’ x 10’.
Gambar dalam grafis
Seperti kita ingat, bahwa satu bagian
derajat lintang dan bujur di bagi menjadi tiga, maka penghitunganya sebagai
berikut:
Menentukan absis terbarat peta 39/XXXIX C:
940 48’ 27.79”+ = 1070 28’ 27.79”
940 48’ adalah
batas Indonesia barat.
Menentukan absis tertimur peta 39/XXXIX C:
1070 28’ 27.79” + 10’ = 107 38 27.79”
Menentukan ordinat terutara peta 39/XXXIX
C
Catatan : untuk angka baris yang lebih
besar dari XVII (>XVII) maka hitungan harus di kurangi 60.
= 120 40’-60
= 60 40’ LS.
Ordinat ter-utara peta 39/XXXIX C
60 40’+10’ = 60 50’ LS.
Menentukan
ordinat terselatan peta 39/XXXIX C
60 50’ + 10’ = 70 LS.
Karena kita akan menentukan koordinat
kampung Tomat pada peta 39/XXXIX C (dalam gambar)
Koordinat kampung Tomat ialah: 1070 32’ 27.79” BT,
60 53’ LS.
Arah peta
Pada bagian bawah biasanya terdapat arah
utara peta, arah utara sebenarnya dan arah utara magnetis.
Arah utara magnetis adalah arah utara yang
ditunjukkan jarum magnetis pada kompas.
Arah utara sebenarnya adalah arah yang
menunjukkan arah utara bumi.
Ikhtilap peta
Adalah beda sudut antara utara sebenarnya
dan utara peta, beda sudut ini terjadi karena parallel garis bujur peta menjadi
garis koordinat vertikal pada peta.
Ikhtilap magnetis
Adalah beda sudut antara utara sebenarnya
dan utara magnetis.
Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara
jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua macam penulisan
skala peta, yaitu:
Skala angka.
Contoh: 1 : 25.000 berarti 1 cm jarak dipeta sama
dengan 25.000cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
Skala garis.
Contoh:
0 1 2 3 4 5 6 8
Tiap bagian panjang blok garis pada peta
tersebut mewakili jarak 1 km jarak horizontal di medan sebenarnya.
Legenda Peta
Legenda peta biasanya berada di bagian
bawah peta, memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tsb. Yang penting untuk
diketahui: triangulasi (titik ketinggian), jalan setapak, jalan raya, sungai,
desa/pemukiman dll.
Tahun Peta
Peta topografi juga memuat tahun pembuatan
peta. Semakin baru tahun pembuatan peta maka data yang disajikan lebih akurat.
Kontur
Adalah garis khayal yang menghubungkan
titik-titik berketinggian sama dari permukaan laut.
Beberapa sifat garis kontur antara lain:
Garis kontur dengan ketinggian lebih
rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi. Kecuali bila
disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah/tebing.
Garis kontur tidak pernah saling
berpotongan.
Beda ketinggian antara dua garis kontur
adalah tetap walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubah.
Daerah datar memiliki kontur jarang-jarang,
daerah terjal memiliki kontur rapat.
Punggungan gunung/bukit terlihat di peta
sebagai rangkaian huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.
Lembah terlihat dipeta sebagai rangkaian
huruf “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.
Menghitung ketingian tempat.
Lihat interval kontur peta dan hitung
ketinggian tempat yang ingin di ketahui. Memang ada rumus umum: interval kontur
1/2000 x skala peta., tapi rumus ini tidak selalu benar (bukan rumus baku).
Dalam setiap pembuatan/salinan peta interval kontur harus di tuliskan. Sering
peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap
kelipatan 250 m (untuk ketinggian 750 m, 1000 m, 1250 m dst) atau setiap selang
10 kontur. Perlu di ingat, tidak ada keseragaman untuk penentuan ketebalan
garis kontur.
Cara panghitungan ketinggian bila interval
kontur tidak di cantumkan:
Cari dua titik berdekatan yang harga
ketingianya tercantum.
Hitung selisih ketinggian antara dua titik
tsb, hitung berapa kontur antar keduanya (jangan menghitung yang sama harganya
bila ke dua titik terpisah oleh lembah).
Dengan mengetahui selisih ketinggian dua
titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat di hitung
berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).
Lihat kontur terdekat dengan salah satu
titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga
kontur itu lebih besar dari titik ketinggian itu. Bila kontur berada di bagian
bawah, maka harganya lebih kecil). Hitung harga kontur terdekat tu yang
merupakan kelipatan dari harga interval kontur dari harga yang telah diketahui
point diatas.
Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur, kita dapat
juga mengetahui tingginya suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian
(titik triangulasi). Titik triangulasi ini adalah suatu titik atau benda yang
merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari
permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan atau
topografi untuk menentukan ketinggian suatu tenpat dalam pengukuran ilmu pasti
pada waktu pembuatan peta.
Macam titik triangulasi:
Primer :
P.14
3120
Sekunder :
S.75
1750
Tersier :
T.16
975
Kuartier :
Q.20
350
Antara :
TP.23
670
Mengenal Tanda Medan /Orientasi Medan (orienteneering)
Disamping tanda pengenal yanga terdapat
pada legenda peta topografi, kita bisa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang
alam yang menyolok di lapangan dan mudah dikenali dipeta, yang akan kita sebut
sebagai “tanda medan”. Beberapa tanda medan dapat anda baca dari peta
sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus anda cari di lokasi.
Puncak gunung atau bukit, punggungan
gunung. Lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan lain yag menyolok.
Lembah yang curam,sungai, pertemuan anak
sungai, kelokan sungai, tebing-tebing ditepi sungai.
Bila berada di pantai, muara sungai dapat
menjadi tanda medan yang sangat jelas, begitu juga tanjung yang menjorok ke
laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta dan sebagainya.
Di daerah dataran atau rawa-rawa biasanya
sukar dapat mendapat tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat
dimanfaatkan sebagai tanda medan. Pergunakan kelokan-kelokan sungai,
cabang-cabang sungai, muara-muara sungai kecil.
Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam,
cabang sungai, tebing-tebing, delta,dsb, dapat dijadikan sebagai tanda medan.
Pengertian tanda medan ini mutlak
dikuasai. Akan selalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik kompas.
Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan
karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan
(meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara
magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :
* Badan, tempat komponen lainnya berada
* Jarum, selalu menunjuk arah utara
selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan
magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.
* Skala penunjuk, merupakan pembagian
derajat sistem mata angin.
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam
navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan
kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu
titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva.
Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih
handal dan efisien.
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan
penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya
dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam
waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan
yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam
navigasi darat
Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS
[global positioning system] dengan tehnologi satelite untuk mengantikan
beberapa fungsi kompas.
Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan
peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta
dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk
mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta.
Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll.
Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini
hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah
benar. Langkah-langkah orientasi peta:
1. Usahakan untuk mencari tempat yang
berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan
pada bidang datar
3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada
kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
4. Cari tanda-tanda medan yang paling
menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta.
Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
5. Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan
tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.
Jika anda sudah lakukan itu semua, maka
anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk
memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.
Resection
Prinsip resection adalah menentukan posisi
kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik
ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan
dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan
dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim
terlihat dengan jelas).
Tidak setiap tanda medan harus dibidik,
minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
1. Lakukan
orientasi peta
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di
lapangan dan di peta, minimal 2 buah
3. Dengan busur dan penggaris, buat salib
sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal
menggunakan pensil mekanik-B2).
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari
posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat
digunakan, namun kurang akurat.
5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan
yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda
medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
6. Perpotongan garis yang ditarik dari
sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.
Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan
posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau
memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk
dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection
kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum
intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.
Langkah-langkah melakukan intersection
adalah:
1. Lakukan orientasi peta
2. Lakukan resection untuk memastikan
posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang kita amati
4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam
peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan
posisi tersebut di peta. Lakukan
langkah 1-3
6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua
sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
Azimuth - Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik
dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas.
Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu
juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam
resection back azimuth diperoleh dengan cara:
* Jika azimuth yang kita peroleh lebih
dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik
tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
* Jika azimuth yang kita peroleh kurang
dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari
bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya
adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth
ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus
di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth
ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa
digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu
garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak
tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Titik awal dan titik akhir perjalanan
di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah
perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal.
Sudut ini dinamakan back azimuth.
2. Perhatikan tanda medan yang menyolok
pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang
dilalui.
3. Bidikkan kompas seusai dengan arah
perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik.
Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan,
dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan
sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan
tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh
seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut
sebagai sistem man to man.
Merencanakan Jalur Lintasan
Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita
diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan
perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi
dengan menggunakan jalur sendiri.
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan
yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan
informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan
perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari
transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang
perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.
Pertama, anda harus membekali dulu
kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan
yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti
resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas,
dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.
Kedua, selain informasi yang tertera
dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi
tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan
rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya.
Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.
Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa
macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus,
yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan
titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan
masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu
kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan
guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide
lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi
menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu
sebagai petokan pergerakannya.
Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan.
1. Usahakan titik awal dan titik akhir
adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari
titik-titik tersebut.
2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang
aksesnya
3. Disepanjang jalur lintasan harus ada
tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam
perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
4. Dalam menentukan jalur lintasan,
perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur
lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke
berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan
sebagainya.
5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu
diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang
yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.
Penampang Lintasan:
Penampang lintasan adalah penggambaran
secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan
menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta
topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi
kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya,
terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa,
bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita
menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah
penampang lintasan.
Beberapa manfaat penampang lintasan :
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam
menyusun perencanaan perjalanan
2. Memudahkan kita untuk menggambarkan
kondisi keterjalan dan kecuraman medan
3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian
dan jarak dari tanda medan tertentu
4. Untuk menyusun penampang lintasan
biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan
dari peta topografi ke penampang.
Langkah-langkah membuat penampang
lintasan:
1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas
milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan
penghapus
2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x
mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal
meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter
diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau
dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan
sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur
berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan
perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga
titik akhir.
4. Perubahan satu kontur diwakili oleh
satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk
penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda
medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas
anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan
lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala
penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah
dibuat.
Popular Posts
-
INTERNALISASI DAN EKSTERNISASI TERHADAP MAKAM SYEKH ANOM SIDA KARSA DI DESA GROGOL BENINGSARI, PETANAHAN, KEBUMEN Penelitian ini di...
-
“Pencinta Alam”, kalimat yang kian menguat dan akhirnya menjadi bagian dari detak kehidupan masyarakat Indonesia. Kalimat yang mudah diinga...
-
Survival berasal dari kata survive yang berarti usaha untuk bertahan hidup. Orang yang melakukan tindakan survival di sebut survivor. ...
-
Hidup adalah soal keberanian. Keberanian menghadapi tanda tanya tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa mengelak. Terimalah dan Hada...
-
MAPALA,STAINU,KEBUMEN -Sebelum melakukan kegiatan panjat tebing atau RC, peserta di berikan tehnik jenis tali yang di gnakan dan tehnik p...
-
Mapala Stainu Kebumen- Kegiatan malam hari yang di lakukan oleh mapala adalah pendalam materi dan persiapan esok pagi terkait, keperluan ...
-
StainuKebumen _ , Mahsiswa pencita alam STAINU kebumen ( mapalasta) selam tiga hari melusuri gua petruk , objek wisata andalan danmen...
-
DIklatsar Mapala Stainu Kebumen yang berlasung selama 3 hari 2 malam, dari tgl 7-9 Desember 2012 di kawasan gua petruk Kecamatan Aya...
-
Mapala Stainu Kebumen, rimbunya hutan dan sunyinya hutan menjadi tempat kegiatan mapala stainu Kebumen melakukan observasi terhadap huta...
-
Mahasiswa Pecinta Alam STAINU (MAPALASTA) Kebumen pada tanggal 17-18 November melakukan acara penetapan anggota muda ke V. Setelah acara pe...